Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Biar Kecil, tapi Hhmmm DAHSYAT!!!

18 Februari 2010   22:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_77077" align="alignleft" width="239" caption="foto ilustrasi dari www.images.google.com.au"][/caption] Mengalahkan barang kecil ternyata susah. karena yang kecil itu ternyata tidak selalu gampang. Kali ini saya hendak berkisah mengenai garam.

Garam itu kecil, tetapi dasyat.

Kisah ini terjadi setahun yang lalu, di Malang. Hari itu kami makan tanpa garam, memang sengaja ibu yang masak kami beritahu agar tidak menggunakan garam. Bukan karena kami mengidap penyakit tertentu, tetapi karena kami memilih berpantang garam.

Sepulang dari mengajar di sekolah, badan lelah, penat, dan yang pasti perut lapar. Hidangan di atas meja sayur bobor dan tahu bumbu bali, hmmm aromanya sedap dan warna merah bumbu balinya sungguh menusuk mata.

Naluriah, saya mengambil cukup banyak sayur dan kuahnya. Setelah duduk mulai menyendok makanan dan menyuap ke mulut, dan heppppp hambar. Tidak bisa dipungkiri saya terkejut. Menggigit tahu, wuihh hambar juga. Kemudian teman semeja mengingatkan kalau hari ini masakan tanpa garam.

Saya tidak jadi mengeluh dan mencoba meneruskan makan. Ada godaan untuk membuat sambal agar bisa makan lahap, atau menggunakan krupuk, atau pakai cabe. Tapi kami sepakat hari ini kami pantang garam, krupuk ada garamnya, sambal tanpa garam, hmmm pasti kurang nendang, ya sudah saya nikmati saja nasi hambar saya. (sungguh membutuhkan perjuangan yang sangat besar)

Kawan, kalian semua pasti tahu garam itu hanya bagian kecil dari seluruh masakan, pasti tidak lebih dari satu sendok makan untuk seluruh masakan. Jika diukur dengan uang pasti sedikit sekali. Mungkin lebih mudah jika memilih untuk tidak makan daging. Harga daging lebih mahal daripada garam, kalau uang untuk membeli daging diberikan kepada orang miskin pasti lebih berarti dari pada uang untuk membeli garam.

Hmmm, yang kecil itu tidak selalu gampang. Karena yang kecil itu memberi sesuatu yang besar. Rasa enak, kenyamanan, kenikmatan, bahkan kekuatan. Kerap saya merasa hebat karena mampu 'menaklukkan' sesuatu yang besar. Padahal belum tentu kita mampu menaklukkan yang kecil.

Sesuatu yang kecil dan sederhana bisa memberi perbedaan. Mengingat peristiwa tahun lalu itu saya akan berusaha membuat sebuah perbedaan kecil, namun sesuatu yang baik, karena melakukan yang kecil saja belum tentu saya mampu. Maka kalau berhasil melakukannya, itu luar biasa. Saya akan mulai dengan ego saya, hmmm, itu kecil tapi selalu minta perhatian besar.

Salam

melbourne, 19-02-10 (hari ini aku pantang kopi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun