"Kamu ngikutin berita-berita dari Indo ga?"
"Ihh haram tau!"
"Kok haram?"
"Jijai.. itu berita hanya gosipppp.. makin digosok makin sippp.. ihh"
"Kok jijai? ini berita mengenai sidang di de-pe-er itu?"
"Ihh apalagi. Haram!"
"Kok haram lagi? khan ga ada gosipnya?"
"Ihh sapa bilang. Lu liat itu, mereka orang-orang hebat itu, dibayar cuman buat berantem, cuman buat saling menghujat.Ihh keri kuping gue dengerinnya. Mending nonton siaran lainnya!"
"Bentar..bentar... tapi kok kamu bilang haram? Emang kamu tahu apa itu haram?"
"Ihh jijai lu. Banci-banci gini gue tau apa itu haram. Dengerin lu punya kuping ya. haram itu bukan hanya yang najisss.. ya.. haram itu bukan apa yang lu makan itu. tapi isi pikiranmu itu yang busuk, perkataanmu itu yang pedes, yang menyakitkan, yang memfitnah, haram itu hatimu yang belang, yang suka merencanakan yang jahat. itu yang haram."
"Tapi khan..."
"tapi khan apa? Lu dengar ya. Apa yang keluar dari mulut itu meluap dari hati, dari pikiran. kalau yang keluar itu sesuatu yang ga bener, yang di dalam kepala dan hatinya juga ga bener. Ihh ...jijaii. Asal lu tau ya... banci-banci begini gue tahu diri tau.
"Tapiii..."
"Ga peke tapi-tapian. makan aja yuk, laper nih."
"yang halal apa yang ahram."
"Ihhh bawel amat sih. Yang ga bikin pert sakit!"
