Mohon tunggu...
Badrut Tamam Gaffas
Badrut Tamam Gaffas Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Contentpreneur

Penulis Lepas - Content Creator | History Explorer - Coffee Lover. #MataAirLerengSemeru #GelombangRinduDiPulauBermukaSeribu

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengenal bidur dan fungsinya, batu timbang khusus untuk peneraan timbangan jembatan

22 Desember 2024   23:16 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bidur sebagai Anak Timbangan Standart Yang digunakan dalam Peneraan Timbangan Jembatan (Sumber : Instagram/umlkotaprobolinggo)

Metrologi is Sexy ada pendapat umum yang mengatakan demikian, faktanya memang ada banyak hal yang perlu di explore seputar metrologi legal sehingga masyarakat bisa mengenal lebih dekat serta mendapatkan informasi yang memadai tentang apa itu metrologi dan kemetrologian.

Standart Ukur adalah Senjatanya Penera

Jabatan Fungsional Penera adalah petugas dari unit metrologi legal (UML) yang memiliki kompetensi sebagai pegawai berhak untuk melakukan kegiatan tera dan tera ulang alat ukur takar timbang dan perlengkapannya (UTTP). Dalam melaksanakan pengujian dibutuhkan standart ukur yang sesuai dan tertelusur kebenarannya. Misalnya dalam peneraan pompa ukur bahan bakar minyak (PUBBM) penera menggunakan standart ukur besaran volume yang bernama Bejana Ukur Standart (BUS) Kapasitas 20 Liter. Bejana Ukur tersebut harus terkondisi dengan baik serta dilakukan verifikasi setiap tahunnya dengan menggunakan standart ukur minimal satu tingkat diatasnya baik secara gravimetrik maupun secara volumetrik.

Dalam kegiatan tera di Pasar Tradisional juga dibutuhkan standart ukur besaran massa yang biasa disebut anak timbangan (AT) atau ada yang menyebutnya sebagai timbel atau batu. Dengan kata lain standart ukur merupakan senjata utama bagi penera dalam melaksanakan tugasnya.

Bidur, Batu Timbang Khusus untuk Peneraan Timbangan Jembatan

Diantara standart ukur metrologi legal (SUML) baik itu besaran massa maupun besaran volume terdapat sebuah standart yang unik, bersifat khusus serta mempunyai sebutan yang berbeda dari standart lainnya.

Standart yang dimaksud merupakan anak timbangan kapasitas 25 Kg dan 20 Kg yang biasanya disebut sebgai BIDUR yang digunakan untuk pengujian timbangan yang memiliki kapasitas besar. Bidur tersebut biasanya digunakan untuk menguji timbangan sentisimal dan timbangan elektronik dengan kapasitas besar yang digunakan dalam proses produksi di pabrik/industri.

Secara Khusus Bidur digunakan dalam peneraan timbangan jembatan atau kadang masyarakat menyebutnya sebagai timbangan truk yang umumnya memiliki kapasitas penimbangan diatas 50 Ton bahkan ada beberapa industri yang memiliki timbangan jembatan dengan kapasitas 80 Ton dan 100 Ton dimana dalam proses tera ulangnya menggunakan bidur 10% dari kapasitas maksimal.

Jadi untuk pengujian timbangan jembatan dengan kapasitas 80 Ton dibutuhkan Bidur 10% x 80 Ton = 8 Ton, jika sebuah batu timbang yang bernama bidur tersebut beratnya 25 Kg maka dalam peneraan tersebut membutuhkan 8.000 Kg/25 Kg = 320 buah bidur.

Bisa diibayangkan betapa beratnya proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan bidur karena membutuhkan tenaga khusus yang sudah terlatih untuk membantu beberapa pengujian di beberapa titik yang meliputi pengujian kebenaran, pengujian eksentrisitas (uji pojok) dan pengujian repeatability (uji kemampuan ulang).

Pemeliharaan Bidur dengan Pengecatan, Penomoran dan Penambahan Imbuh

Pemeliharaan Bidur dengan Pengecatan dan Penomoran (Sumber : Instagram/umlkotaprobolinggo)
Pemeliharaan Bidur dengan Pengecatan dan Penomoran (Sumber : Instagram/umlkotaprobolinggo)

Seperti halnya standart ukur lainnya bidur juga membutuhkan ruangan khusus untuk menyimpan dan mengkondisikannya, secara berkala juga perlu dilakukan verifikasi untuk memastikan akurasi massanya sesuai baik itu 25 Kg maupun 20 Kg. Pada saat verifikasi bidur sebagai anak timbangan uji dibandingkan dengan anak timbangan standart minimal satu tingkat diatasnya dengan menggunakan mass comparator khusus. Apabila terdapat kekurangan maka ditambahkan timah imbuh pada lubang justir yang biasanya terdapat pada salah satu sisi bidur.

Untuk memudahkan verifikasi dan pengujian maka perlu dilakukan pengecatan dan penomoran bidur  yang tentu saja membutuhkan 

dukungan anggaran sebagaimana anggaran yang diperlukan untuk verifikasi standart ukur lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun