Mohon tunggu...
wargalokal
wargalokal Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

suka melihat cerita dari sudut pandang berbeda, penggemar berbagai pengetahuan dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

6 Alasan Mengapa Pribadi Perfeksionis Itu Juga Berbahaya

9 Januari 2023   14:30 Diperbarui: 9 Januari 2023   14:34 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perfeksionisme adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan sempurna atau memenuhi standar yang sangat tinggi. Ini dapat membantu kita meraih kesuksesan dan membuat kita merasa puas dengan apa yang telah kita capai. Namun, terkadang perfeksionisme juga dapat menjadi beban yang berat dan menghambat kemajuan. Berikut adalah enam alasan mengapa menjadi perfeksionis juga dapat berbahaya:

1. Tidak pernah merasa puas

Jika Anda selalu mencari kesempurnaan, maka Anda mungkin tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah Anda lakukan, bahkan jika hasilnya sangat baik. Ini dapat menimbulkan ketidakpuasan yang konstan dan merusak kebahagiaan Anda.

2. Terlalu fokus pada detil

Perfeksionisme seringkali membuat seseorang terlalu fokus pada detil-detil kecil, sehingga tidak memperhatikan gambaran besar. Ini dapat menyebabkan Anda terlalu fokus pada hal-hal yang tidak penting dan mengabaikan hal-hal yang lebih penting.

3. Memakan waktu lebih banyak

Mencoba mencapai tingkat kesempurnaan dapat memakan waktu yang lebih banyak daripada yang diperlukan, terutama jika Anda terus menerus mengecek dan mengoreksi pekerjaan Anda. Ini dapat menyebabkan Anda kewalahan dan mengurangi efisiensi Anda.

3. Mudah tertekan

Perfeksionis sering kurang fleksibel dan mudah tertekan jika tidak dapat mencapai tingkat keperfeksian yang diinginkan. Mereka mungkin terlalu terikat pada cara yang sudah mereka rencanakan sehingga sulit untuk menerima ide atau cara lain yang mungkin lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan mereka kesulitan dalam bekerja sama

4. Menghalangi kemajuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun