Mohon tunggu...
Warent Nteguh
Warent Nteguh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis, Membaca, Travelling, Game

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekolah di Desa: Membangun Masa Depan dari Pinggiran

23 Desember 2024   18:20 Diperbarui: 23 Desember 2024   18:20 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah di Desa: Membangun Masa Depan dari Pinggiran

Pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan, dan upaya untuk memajukannya terus dilakukan di seluruh pelosok Indonesia, termasuk desa-desa terpencil. Salah satu kisah inspiratif datang dari sebuah sekolah dasar di Desa Suka Jaya, yang berhasil membawa perubahan meski menghadapi berbagai keterbatasan.

Semangat Guru di Pelosok

Di sekolah ini, hanya ada lima guru yang mengajar lebih dari 120 siswa, dari kelas 1 hingga kelas 6. Tantangan yang mereka hadapi cukup berat, mulai dari minimnya buku pelajaran hingga kondisi bangunan sekolah yang membutuhkan banyak perbaikan. Namun, semangat para guru untuk mendidik generasi muda tak pernah padam.

"Pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Saya ingin anak-anak di desa ini memiliki masa depan yang lebih baik," ujar Bu Santi, seorang guru yang telah mengabdikan dirinya di sekolah ini selama 15 tahun.

Kreativitas Tanpa Batas

Karena keterbatasan fasilitas, para guru sering kali memanfaatkan bahan-bahan sederhana untuk mengajar. Contohnya, pelajaran IPA dilakukan dengan menjadikan alam sekitar sebagai laboratorium hidup. Anak-anak diajak mengamati tanaman, serangga, atau fenomena alam lainnya yang ada di desa mereka.

Pendekatan ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan. "Kami memang tidak punya teknologi canggih, tapi itu tidak menghalangi kami untuk memberikan pendidikan yang bermakna," tambah Bu Santi.

Dukungan Komunitas

Salah satu hal yang membuat sekolah ini bertahan adalah dukungan dari komunitas setempat. Orang tua siswa sering secara sukarela membantu memperbaiki bangunan sekolah atau menyumbangkan apa yang mereka bisa, seperti buku bekas atau alat tulis.

Selain itu, beberapa organisasi non-pemerintah juga mulai ikut membantu, misalnya dengan menyediakan perpustakaan mini dan memberikan pelatihan untuk para guru. Inisiatif-inisiatif ini memberi harapan bahwa pendidikan di desa bisa terus berkembang.

personal
personal

Mimpi Anak-anak Desa

Meskipun kondisi sekolah sederhana, mimpi anak-anak Desa Suka Jaya tidak kalah besar. Ada yang bercita-cita menjadi dokter, guru, hingga insinyur. "Saya ingin membangun jembatan besar agar desa ini lebih mudah diakses," kata Dimas, seorang siswa kelas 6 yang setiap hari berjalan kaki sejauh 3 kilometer untuk sampai ke sekolah.

Harapan ke Depan

Kisah sekolah di Desa Suka Jaya adalah cerminan dari tantangan sekaligus potensi pendidikan di daerah terpencil. Dengan perhatian lebih dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, pendidikan di desa seperti ini dapat berkembang jauh lebih pesat.

Investasi pada pendidikan anak-anak desa bukan hanya tentang masa depan mereka, tetapi juga masa depan bangsa. Seperti pepatah berkata, "Dari tangan anak-anak desa, lahir pemimpin besar."

Apakah Anda juga ingin ikut berkontribusi untuk mendukung pendidikan di pelosok Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun