Gugatan terhadap hasil Pilpres 2024 oleh paslon 01 dan 03 memanaskan suasana politik Indonesia. Di tengah hiruk pikuk ini, kita dapat belajar dari kearifan para tokoh terdahulu dalam menyikapi situasi serupa.
1. Bung Hatta: Mengutamakan Persatuan Bangsa
Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama Indonesia, selalu menekankan pentingnya persatuan bangsa. Dalam situasi perselisihan politik, beliau mengingatkan agar rakyat tidak terpecah belah dan tetap menjaga keutuhan NKRI.
2. Ki Hajar Dewantara: Menempuh Jalur Damai
Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa, dikenal dengan filosofi pendidikannya yang berlandaskan "Tut Wuri Handayani". Beliau menganjurkan agar penyelesaian masalah dilakukan dengan cara damai dan penuh pertimbangan.
3. Gus Dur: Memaafkan dan Mengakui Kekalahan
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden keempat Indonesia, terkenal dengan sikap tolerannya. Beliau pernah berkata, "Lebih baik dibohongi daripada membohongi." Sikap ini menunjukkan bahwa Gus Dur lebih memilih memaafkan dan mengakui kekalahan daripada terjebak dalam pertikaian.
4. Tan Malaka: Berpegang Teguh pada Konstitusi
Tan Malaka, pejuang kemerdekaan Indonesia, selalu mengingatkan pentingnya konstitusi sebagai landasan hukum negara. Beliau menekankan bahwa penyelesaian sengketa politik harus melalui jalur konstitusi dan tidak boleh melampaui batas hukum.
Relevansi Kearifan Tokoh-Tokoh Terdahulu:
Kearifan para tokoh terdahulu masih relevan dengan situasi saat ini. Dalam menyikapi gugatan Pilpres 2024, kita dapat:
Mengutamakan persatuan bangsa: Kita harus menghindari perpecahan dan ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan bangsa.
Menempuh jalur damai: Penyelesaian sengketa politik harus dilakukan melalui jalur hukum dan musyawarah, bukan dengan kekerasan.
Memaafkan dan mengakui kekalahan: Sikap ini menunjukkan kedewasaan dan sportivitas dalam berpolitik.
Berpegang teguh pada konstitusi: Konstitusi adalah pedoman utama dalam menyelesaikan masalah politik.
Kesimpulan:
Kearifan para tokoh terdahulu dapat menjadi pedoman bagi kita dalam menyikapi gugatan Pilpres 2024. Dengan mengedepankan persatuan, musyawarah, dan konstitusi, kita dapat menjaga demokrasi dan stabilitas negara. Di sinilah MK diuji dengan luar biasa. Semoga apapun hasilnya dapat membawa manfaat dan maslahah untuk kita semua.Â
Catatan:
Artikel ini hanya memberikan gambaran singkat tentang beberapa tokoh terdahulu dan kearifan mereka.
Penting untuk mempelajari pemikiran dan perjuangan para tokoh terdahulu secara lebih mendalam untuk memahami relevansinya dengan situasi saat ini.
Kita harus selalu kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan.
Saya mempersilahkan kepada pembaca agar memberikan reaksi yang dapat membangkitkan kekuatan berpikir kritis kita terhadap situasi hari ini tentu dengan sikap yang bijak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H