Mohon tunggu...
Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menyikapi Gugatan Pilpres 2024: Kearifan Tokoh-tokoh Terdahulu

28 Maret 2024   05:22 Diperbarui: 28 Maret 2024   05:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gugatan terhadap hasil Pilpres 2024 oleh paslon 01 dan 03 memanaskan suasana politik Indonesia. Di tengah hiruk pikuk ini, kita dapat belajar dari kearifan para tokoh terdahulu dalam menyikapi situasi serupa.

1. Bung Hatta: Mengutamakan Persatuan Bangsa

Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama Indonesia, selalu menekankan pentingnya persatuan bangsa. Dalam situasi perselisihan politik, beliau mengingatkan agar rakyat tidak terpecah belah dan tetap menjaga keutuhan NKRI.

2. Ki Hajar Dewantara: Menempuh Jalur Damai

Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa, dikenal dengan filosofi pendidikannya yang berlandaskan "Tut Wuri Handayani". Beliau menganjurkan agar penyelesaian masalah dilakukan dengan cara damai dan penuh pertimbangan.

3. Gus Dur: Memaafkan dan Mengakui Kekalahan

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden keempat Indonesia, terkenal dengan sikap tolerannya. Beliau pernah berkata, "Lebih baik dibohongi daripada membohongi." Sikap ini menunjukkan bahwa Gus Dur lebih memilih memaafkan dan mengakui kekalahan daripada terjebak dalam pertikaian.

4. Tan Malaka: Berpegang Teguh pada Konstitusi

Tan Malaka, pejuang kemerdekaan Indonesia, selalu mengingatkan pentingnya konstitusi sebagai landasan hukum negara. Beliau menekankan bahwa penyelesaian sengketa politik harus melalui jalur konstitusi dan tidak boleh melampaui batas hukum.

Relevansi Kearifan Tokoh-Tokoh Terdahulu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun