Mohon tunggu...
Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembodohan dalam Pendidikan

29 Juli 2023   05:29 Diperbarui: 29 Juli 2023   05:33 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui bersama apa yang terjadi di dalam ruang kelas kita ialah proses menghafal data tanpa dikunyah atau dianalisa. 

Bahkan dewasa ini yang di tataran kuliah, banyak yang copy paste langsung saja dari internet tanpa ada pertimbangan dan bahkan tanpa dibaca.

Saya mengutip dari pakar pendidikan, H.A.R. Tilaar bahwa jika sudah demikian, sumber daya manusia kita tergolong yang terendah di Asia oleh karena sistem pendidikan kita yang sekadar meng- hafal data-data. 

Berpikir kreatif sebagai ciri dari masyarakat demokratis tidak berkembang. Inilah proses pembodohan rakyat yang jelas ber- tentangan dengan amanat Undang-undang Dasar 1945. 

Selama proses pembodohan ini berjalan, tidak mungkin kita dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Maka kita tidak perlu heran jika kita sendiri ketika ditanya, atau dihadapkan kepada persoalan, seringkali gagap dalam menghadapinya. Bahkan cenderung memilih untuk lari dari masalah, bukan malah menyelesaikannya.

Seringkali kita tidak siap mencari solusi, dan bahkan tidak tahu mana masalah yang perlu dicari solusinya. Kita pun tidak memiliki pikiran yang mengarahkan gerak kita agae bisa bersaing dengan negara-negara maju.

Kita bisa buktikan hal ini dengan bertanya kepada mahasiswa-mahasiswa kita. Apa yang kamu lakukan setelah ini? Pasti kereka akan bingung, kalaupun bisa menjawab paling-paling hanya berupa kepasrahannya saja, dan berdalih pokoknya hidup menurut saja pada takdir tuhan.

Padahal tuhan sendiri mengikuti apa kemauan kita, jika kita memiliki kegigihan, memiliki impian, memiliki semangat untuk berkembang, otomatis tuhan sendiri akan mengabulkan apa yang menjadi keinginan kita, tinggal kita mau berusaha meraihnya atau tidak.

Akhir kata, mari bersama-sama menyadari akan kekurangan kita, dan mari bangkit bersama untuk menutupi kekurangan yang kita miliki, tentu kita semua tidak luput dari salah, maka dari itu dengan kesalahan, dan kekurangan yang kita miliki inilah, kita mampu punya target bahwa hari ini bisa lebih baik dari kemarin, dengan cara menutupi kekurangan yang kita miliki dengan kelebihan-kelebihan yang lebih positif.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun