Mohon tunggu...
Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Trik Menyaring Hoaks dan Menguji Perspektif Pribadi

21 Juli 2023   05:55 Diperbarui: 25 Juli 2023   10:42 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak Dr. Fahruddin Faiz, di salah satu ngaji filsafatnya, yang aku lupa saat itu pas tema apa, ada satu ungkapan menarik, yakni "hidup yang tidak diuji itu hidup yang tidak berharga untuk dihidupi."

Jadi hidup kita itu harus ditanyakan terus, biar jelas bahwa kamu memang benar-benar berpegangan pada kebenaran, pada kebaikan. Karena banyak orang tidak berani mempertanyakan yang dia yakini sekarang.

Kalau memang yakin benar, tidak usah takut, kita uji saja, kita tanya saja, itulah hidup yang berharga. Makanya kerjanya Socrates itu ke mana-mana nguji orang, itulah mengapa dia dianggap lalat, bikin ruwet saja bikin sumpek saja, orang lagi ngobrol enak-enak tenang-tenang, sedang ngobrol tentang cita-cintaan sambil senang, tiba-tiba cinta itu menurutmu apa sih? Itu kan bikin orang puyeng. 

Ini kita sedang asyik ngobrol asik-asik malah tanya yang begitu, tapi ya ini penting, kalau ndak begitu, tadi kita ngomong panjang lebar itu, jangan-jangan tidak tahu yang kita omongkan apa, Itulah namanya menguji hidup.

Beliau mencontohkan lagi asik-asiknya ngaji sudah mau selesai, ada pertanyaan, "Pak, ngaji itu apa ya? Pak jangan-jangan kita salah istilah," hidup ini terkenal sekali rumus triple filter dari socrates, ini apa sih yang ditanyakan diujikan paling ndak 3 hal ini. 

Apakah sesuatu itu benar, Apakah sesuatu itu baik, yang ketiga apakah sesuatu itu penting jadi ini menarik?

Teori ini nanti dikenal sebagai triple filter, 3 lapis penyaringan. Hari ini kita butuh ini setiap kali ada orang menyampaikan apa-apa. Coba tanyakan tiga ini, ini yang dishare ini bener nggak? 

Kalau lolos dari saringan pertama ajukan yang kedua, ini baik nggak? Lolos dari saringan kedua tanyakan lagi yang ketiga, ini penting nggak? karena adakalanya sesuatu itu benar, tapi ndak baik untuk disebarkan, untuk diungkap-ungkap kemana-mana. 

Adakalanya sesuatu itu benar dan baik-baik saja disebar kemana-mana, tapi ndak penting. Ada banyak hal lain lebih penting kita tidak tahu juga ndak apa-apa tentang itu, ndak penting kok.

Kita coba filter 3 ini, kita pakai. Hari ini kan banyak pelajaran-pelajaran literasi digital. Nah bagi beliau sumbangannya Socrates ini penting dipakai. Kita belakangan kan ditelan oleh hoax, post kebenaran yang gak jelas atau kebenaran yang dibikin. 

Jadi jangan sampai kita ngambil pilihan-pilihan yang kebalikannya, itu sudah salah jelek, ndak penting lagi. Ada cerita yang pernah disampaikan pak Faiz, bahwa Socrates satu ketika ada temannya datang, ka bilang, "aku membawa gosip baru dari kota yang menggosipkan dirimu, dan murid-muridmu."

Terus kata socrates, "sebelum kamu cerita gosipnya coba kamu jawab tiga pertanyaanku," Kata sokrates. "Pertama yang kamu bawa itu bener ndak, pasti benar ndak?"

Jawabannya temennya "yo namanya gosip, yo benernya masih belum jelas, tapi kan sudah tersebar kemana-mana, ini kan levelnya masih gosip."

Socrates menimpali "Oh berarti belum pasti benar, oke pertanyaan kedua, yang kamu bawa ini info tentang hal-hal yang baik atau tidak?"

Temannya menjawab "Ya kalau hal yang baik, ya ndak jadi gosip, namanya gosip itu ya tentang yang kontroversial yang buruk-buruk dan lain sebagainya."

Ketiga, "aku tahu atau tidak tentang gosip itu penting nggak? ada pengaruhnya nggak?"

Jawab temennya, "Ya mungkin ndak ada sih." "Ya mestinya saya tidak tahu pun ndak apa-apa, makanya sudahlah ndak usah cerita." Kata Socrates.

Sumber Gambar: Pinterest/pinimg.com
Sumber Gambar: Pinterest/pinimg.com

Ini namanya triple filter, biar waktu kita tidak habis untuk hal yang tidak penting, apalagi tidak baik, apalagi tudak benar. Eman-eman waktu kita, waktu ndak bisa didaur ulang.

Jadi intinya yuk efektifkan waktu kita, uji hidup ini, pak Faiz bilang "menguji diri itu tidak selalu ke dalam," ini beliau ambil dari bukunya Dr. Green, kata dia ketika Socrates dan Plato bicara tentang pengetahuan, diri mereka tidak bermaksud melulu seperti instruksi.

Tetapi mereka menggunakan instrumen yang sekarang dikenal sebagai dialektika argumen bolak-balik antara para pedebat yang siap menantang ide satu sama lain.

Jadi ini pelajaran yang berbeda dengan instruksi, jika engkau ingin tahu pikiranmu, maka engkau harus mencoba meyakinkan orang lain tentang ide tersebut. 

Jadi ada strategi untuk memudahkan kita menguji diri, biasanya kan kita kalau mempertanyakan kebenaran kita kan sulit, maka biarlah orang saja yang mempertanyakan, mengadunya dengan kebenarannya, nanti akan terjadi diskusi, ini lebih menguatkan pandangan kita.

Akhir kata, dari apa yang disampaikan pak Faiz tadi aku mengambil kesimpulan tentang cara menyarung informasi yang datang kepada kita, karena tidak selalu itu pemting untuk kita ketahui. 

Begitu juga pentingnya menguji pandangan kita, agar apa yang kita lakukan selalu lebih baik, dan lebih baik. Seperti apa yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad, bahwa orang yang untung itu, hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun