Kita saat ini sudah tiba di era Ai (Aartificial Intellegence), Jadi kita sudah IOT (internet of things) sekarang juga sudah (blockchange artificial intelligence) bahkan di Jepang hari ini topiknya Jepang sampai di titik tidak mau menikah, dan mereka lebih senang dengan boneka wanita atau boneka seks, karena kalau wanita punya emosi, boneka nggak punya emosi.
Lalu Ai akan menjadi ancaman yang tidak mungkin bisa kita hindari, Karena sekarang kita sangat tergantung padanya.
Ada sebuah penelitian yang kemudian disebut sebagai efek Flient. Jadi di negara-negara Eropa, mereka menyebut bahwa orang-orang di seluruh dunia, IQ-nya terus-terusan bertambah seiring dengan teknologi yang semakin maju. Tapi itu hanya mentok di tahun 80, setelah itu turun. Jadi IQ kita itu naik terus, lalu tahun di 80-an kita turun langsung.
Penelitian ini menjadi kontroversi karena beberapa hal, tapi inti dari efek Flint itu adalah bahwa manusia sekarang otaknya semakin tidak digunakan, gara-gara teknologi yang semakin canggih.
Kita bisa cek realnya, kita seringkali mengisi hari-hari dengan nonton video saja. Jadi coba kita bayangkan di masa lalu. Dulu kita kalau mau nulis, harus mencari sumber. Mencarinya dengan manual Purpose.Â
Otak bekerja dalam hal itu secara keras bekerja. Kemudian otak turun kinerjanya ketika ada Google, ketika kata kunci muncul di situ, sekarang lebih buruk lagi. Tik Tok muncul, bahkan ketika kita tidak menuliskan kata kunci, Scroll videonya, video otomatis apa yang kita suka algoritmanya itu sudah menampilkan apa yang kita suka. Bahkan sebelum kita searching, nulis kata kuncinya.
Ini lucu, artinya apa otak kita benar-benar tidak berproses. Jadi inilah yang pembalikan efek Flint itu. Jadi dulu kita berkembang dengan bersama dengan teknologi, kemudian teknologi memanjakan kita, kemudian muncul artificial intelijen dalam bentuk algoritma, yang bisa memindai otak, kita pikiran kita, bisa memata-matai apa yang kita mau dan kita inginkan, sehingga bahkan kita tidak berpikir sama sekalipun, dia sudah bisa menyuguhkan apa yang kita mau.
Lalu kapan otak kita berfungsi mikirnya.? Kalau begitu, dengan kondisi yang seperti ini jelas artificial intelijen itu semakin lama semakin pintar, karena terus-terusan bisa memindai otak kita. Sedangkan otak kita semakin tidak bisa berkembang, gara-gara ketergantungan sama mereka.
 Maka di tahun 2045, kalau perkembangannya masih terus terjadi seperti ini, fix peradaban manusia runtuh hancur karena artificial intelligence sudah lebih cerdas daripada akumulasi pengetahuan manusia di seluruh dunia.
Wow, kalau kalau sudah seperti itu, maka kita bisa menyerahkan tanggung jawab kemanusiaan kita pada mereka, karena mereka tentu saja menjadi pemimpin yang lebih baik pengambil keputusan yang lebih baik, nggak ada lagi pemerintahan, dan yang lebih buruknya lagi adalah seandainya Ai itu berpikir rasional, bahwa manusia itu adalah ancaman.
Maka seandainya Ai memahami kitalah yang menjadi sumber dari masalah, kemudian Ai memahami bahwa yang menghancurkan itu adalah manusia maka mereka akan menghancurkan manusia untuk menyelamatkan bumi.
Tulisan ini saya ambil dari hasil menonton Guru Gembul di Podcast salah satu kanal youtube yang bukan milik beliau pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H