Mohon tunggu...
Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Akankah di Masa Depan Masih Ada Jaminan untuk Kita Memimpin Dunia?

2 Juli 2023   06:04 Diperbarui: 2 Juli 2023   06:12 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pertanyaan tersebut terngiang di pagi yang cerah ini. Sembari mendengarkan suara burung bersiul diatas atap rumahku, saling bersahutan dari berbagai penjuru.

Akhir-akhir ini banyak kegiatan seminar online yang membahas tentang teknologi AI, bahkan podcast-podcast di berbagai kanal youtube juga banyak yang menyinggungnya.

Sekitar dua hari atau tiga hari yang lalu bertepatan dengan suatu acara offline. Masuk pesan baru dari grup WA. Aku baru teringat kalau hari itu bersamaan dengan kegiatan seminar-seminar online, dan jumlahnya perkiraan ada skitar tiga acara.

Kebetulan tanggal itu baik menurut itungan jawa untuk membuat kegiatan atau entah seperti apa hahaha.

Karena saat itu aku mendapat banyak pemberitahuan sangat banyak kegiatan online dan anehnya tepat tanggal itu semua, dan jamnya sama.

Maka ku prioritaskan mana yang paling menarik temanya, salah satunya ada AI yang diadakan oleh Bon Cabe. Ya, Bon Cabe yang sambal bubuk itu lho, kamu tidak salah baca. Memang benar demikian.

Karena memang berbarengan dengan kegiatan offline yang saat itu memakai pengeras suara yang besar. Ya otomatis apa yang disampaikan oleh para narasumber di Hp tidak terdengar.

Namun, anehnya sehari setelahnya ada tag di Ig menyatakan aku dapat hadiah totebag dari acara tersebut. Hanya ku lihat saja, tanpa ada suatu rasa penasaran dan ingin tahu gimana teknisnya.

Saat itu terngiang hadiah-hadiah dari pemberi yang tidak jelas, seringkali muncul pesan atau panggilan yang menyatakan kita mendapatkan hadiah, itulah yang ada di pikiranku saat itu.

Maka ku hiraukan saja. Ternyata satu hari berselang ku lihat pesan di Akun Instagram, ternyata ada pesan masuk, bahwasanya saya memang benar mendapat hadiah Totebag dari acara seminar Bon Cabe tadi, dan ada link untuk pengisian alamat pengiriman dan hanya ditunggu sampai pukul 17.00 WIB kemarin. 

Otomatis tersentak aku, dan tersadar, wah kalau kemarin ku buka pesan ini, berarti aku akan mendapatkan hadiah itu, yah, sayang deh tidak jadi mendapatkannya.

Haha, pengalaman yang aneh menurutku. Tapi karena tadi tidak mendapatkan ilmu dari sana, aku mencoba mencari-cari apa itu AI.

Disini aku tidak akan menjalaskan secara toritis apa itu AI, dan sebagainya. Silahkan teman-teman cari sendiri, yang teman-teman genggam saat ini, sudah sangat luar biasa.

Namun ada pengalaman yang sudah pernah ku lalui, berkaitan dengan AI tersebut. Akhir-akhir ini, dari saran teman yang ku mintai pendapat apa aplikasi yang bisa ku gunakan untuk belajar bahasa Inggris menyenangkan, ternyata jawabnya aplikasi Duolingo. Akhir-akhir ini juga, baru tahu kalau itu menggunakan bantuan AI.

Satu lagi, di saat ada Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dalam peningkatan skill bahasa Inggris mengadakan kegiatan penutupan, aku saat itu hadir, karena memang mendapat undangan. Tapi ternyata ada insight baru yang ku dapat.

Narasumber saat itu menyampaikan hari-hari ini sudah ada chat GPT. Itu adalah aplikasi yang sudah menggunakan teknologi AI. Jadi ketika ditanya ataupun disuruh membuat tulisan atau apa, kita tinggal minta saja, dia yang akan merespon dan melayani kita sesuai keinginan. Ditanya apapun dia juga menjawab, bahkan mengalahkan manusianya. Ngeri memang hari-hari ini.

Namun, aku baru dengar saat itu, ku cari dan aku menemukannya. Namun tidak langsung ku pasang. Aku saat itu juga belun tahu cara kerjanya. Sampai akhirnya saat menoton youtube, ada iklan masuk yang mempromosikan Chat Master. Kok ternyata keren, ku cari langsung ku pasang, dan ku coba seketika.

Hasilnya? Dia ditanya apapun bisa menjawab. Ini yang mengkhawatirkan. Semakin mudah mendapatkan informasi apapun yang kita mau, terkadang bukan menjadikan kita lebih pintar, bahkan seringkali terlena dan mempercayakan tugas-tugas berat itu nanntinya kepada AI. 

Kita lihat saja Google, sejak itu ada, kita seringkali lebih mempercayakan Google dari pada tanya para ulama' atau guru kita, karena lebih praktis dan tidak perlu memunggu jawaban yang lama sekiranya guru atau ulama kita masih membuka-buka dan mencari-cari referensi di buku dan kitab-kitab pesantrennya.

Ini membuat kemerosotan berfikir sebenarnya. Kita sudah enggan berfikir mendalam, dan mengambil jalan mudahnya menggunakan teknologi-teknologi yang ada. Memang itu tidak sepenuhnya buruk, namun yang perlu kita ingat bersama, tidak selalu informasi yang dissampaikan itu benar dan akan membuat kita ketergantungan. 

Bayangkan kalau semua itu error. Kamu yang selama ini ketergantungan akan mendadak terlihat bodoh karena sumbermu hilang. Jadi relevan dengan cerita ulama dulu yang bukunya dirampok. Dia sangat keberatan karena semua ilmunya ada di situ. Namun rampok itu mengingatkan ilmu itu di hati bukan di buku. Al-ilmu fis shudur, laa fis shuthuur. Maka tersentaklah dia.

Teknologi yang ada juga sudah menggunakan algoritma, mereka lebih paham maumu apa ketimbang ibumu. Mereka akan menyajikan di beranda sesuai keinginanmu. Ketika kamu benci sesuatu, berita membenci sesuatu tersebut akan muncul, sampai nantinya kamu tidak akan mendapatkan celah atau informasi yang menjadikanmu senang seseatu tersebut, dan begitu sebaliknya, ngeri.

Maka ketika kita sudah terlena, aku khawatir saja, nantinya kalau robot-robot yang memakai teknologi AI tersebut lebih pintar dari manusia. Akankah kita akan masih bisa enak-enak. Apakah kita nantinya akan masih bersaing dengan sesama manusia, atau kita akan bersaing di suatu perusahaan dengan robot-robot tersebut.

Perusahaan lebih memilih pegawai robot yang tidak nuntut ketika tidak diberinTHR, mereka tidak demo kenaikan gaji, tidak banyak protes tentang apapun, dan lain sebagainya. Otomatis kita yang penuh tuntutan kepada perusahaan akan dinomorduakan.

Lalu pertanyaan lebih parahnya, akankah nantinya kita bisa langgeng di dunia ini, dengan porsi sebagai manusia yang penuh keterbatasan dan suka membuat kerusakan?

Jika robot-robot itu bisa menyimpulkan kalau kita sebagai manusia hanya memanfaatkan mereka, atau kita dipandang sebagai hanya perusak, bisa jadi manusia akan dimusnahkan sendiri oleh robot-robot tersebut.

Lalu terakhir ku tutup dengan judul tadi, apakah nantinya ada kemungkinan juga robot akan menjadi Presiden yang memimpin negara-negara di dunia ini? Bukankah itu bisa saja terjadi?

Aku memang sengaja tidak memberi jawaban agar semua ini muncul di pikiran pembaca. Dan silahkan jawab di kolom komentar.

Memang sulit dipikirkan sekarang, namun semua itu masuk dalam pikiranku, tidak apa-apa kawan kalau menurutmu itu tidak perlu dikhawatirkan, hahaha.

Penulis: Wardil Lathif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun