Dihapusnya presidential threshold oleh Mahkamah Konstitusi pada awal Januari lalu kemungkinan besar menimbulkan lonjakan gairah politik pada diri Erick Thohir. Meloloskan Indonesia ke Piala Dunia 2026 akan dengan cepat dan instan melambungkan nama serta nilai tawar dirinya di hadapan masyarakat.
Pemecatan STY sebagai pelatih kepala Timnas Sepakbola Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Erick Thohir pada Senin, 6 Januari 2025 memicu kekagetan sekaligus spekulasi. Selain ragam kekecewaan dan kemarahan dari masyarakat penggemar sepakbola tanah air, serta kesedihan para pemain, keputusan PSSI tersebut juga ditanggapi kritis dan negatif oleh sejumlah media dan profesional di bidang sepakbola, baik di dalam maupun luar negeri.
Sebab trend positif Timnas Indonesia di bawah kendali STY masih terjaga. Target-target besar yang ditetapkan oleh PSSI satu demi satu bisa dipenuhi oleh STY. Harapan merengkuh rangking 100 besar dalam peringkat FIFA masih dalam jangkauan. Angan lolos ke Piala Dunia 2026 melalui skenario playoff peringkat 3 dan 4 juga sama sekali belum pupus.Â
Namun, ternyata bukan STY yang tidak bisa menjaga trend positif timnas tersebut. Â Melainkan PSSI dan Erick Tohir yang tak teguh dalam membersamai proses yang sedang berjalan.Â
Jika menurut Erick bukan kegagalan di Piala AFF yang menjadi penentu utama evaluasi, lalu apa pemicu sesungguhnya?
Kekalahan di kandang China yang coba diungkit tidak relevan karena mustahil Timnas  meraih kemenangan terus menerus. Kekalahan tersebut juga belum membuyarkan sasaran menuju Piala Dunia.
Sedangkan soal taktik yang dikritisi justru memperlihatkan bahwa PSSI dan Erick Tohir tidak menghargai otoritas pelatih dan cenderung ingin melakukan intervensi ke dalam urusan teknis.Â
Alasan komunikasi, bahasa, dan budaya yang disebut-sebut sebagai penghambat keselarasan di Timnas juga mengada-ada. Sebab selama 5 tahun bekerja didampingi penerjemah, STY tetap mampu membina dan mendampingi Timnas dengan capaian-capaian yang baik. Bahkan, STY menjalin kedekatan yang erat dengan para pemain Indonesia.
Erick Tohir juga membantah adanya intervensi mafia di balik pemecatan STY. Pertanyaan yang diajukan media soal mafia tersebut sebenarnya menjadi pertanda bahwa media sudah mengendus ada yang tak wajar di balik keputusan Erick dan PSSI.Â
Menarik jika mencermati pernyataan salah seorang anggota Exco PSSI sehari sebelum pemecatan STY diumumkan. Disebutkan bahwa segala sesuatu tentang posisi STY di timnas "sangat dinamis". Istilah "sangat dinamis" bisa diartikan bahwa PSSI dan Erick sebenarnya tidak memiliki paramater yang jelas dan obyektif dalam mengukur kinerja Timnas bersama STY.