Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melengkapi "Langkah Peradaban" Kereta Api Indonesia dengan Pojok Literasi

23 Oktober 2024   13:18 Diperbarui: 23 Oktober 2024   13:25 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta api Indonesia (dok. pribadi).


Pertama, berkat revitalisasi dan pembangunan yang gencar dilakukan di stasiun-stasiun, tersedia ruang-ruang baru yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat perjumpaan antara penumpang kereta api dan buku. Sebuah ruangan kecil akan menyenangkan jika di dalamnya penumpang bisa menunggu kereta sambil membaca buku. 

Penumpang yang ingin meminjam buku cukup menunjukkan boarding pass. Untuk memastikan ketertiban dan kedisplinan, penumpang bisa diwajibkan mengisi daftar pinjam dan hanya diperbolehkan membaca buku di dalam ruangan tersebut. 

Buku mengiringi perjalanan kereta (dok. pribadi).
Buku mengiringi perjalanan kereta (dok. pribadi).

PT KAI juga bisa mendayagunakan co-working space yang sudah ada di beberapa stasiun. Berdasarkan pengamatan selama ini, saya mengganggap beberapa co-working space tersebut kurang berfungsi maksimal. Tempat tersebut sekadar dimanfaatkan oleh penumpang tertentu yang ingin menunggu kereta sambil berselancar internet dan menikmati dinginnya AC.

Alangkah baiknya  co-working space tersebut dilengkapi dengan lebih banyak buku bacaan. Keberadaan co-working space akan lebih optimal seandainya dikembangkan menyerupai perpustakaan mini.

Kedua, jika pojok literasi di stasiun telah berhasil, PT KAI bisa mengembangkan lebih lanjut dengan menghadirkan pengalaman literasi di dalam kereta. Misalnya, dengan slogan: "Ambil Sebuah Buku dan Bawalah sebagai Teman Perjalananmu".

Penumpang kereta bisa meminjam buku dari pojok literasi di dalam stasiun untuk dibawa menemani selama di kereta. Tentu saja dengan ketentuan yang lebih ketat. Buku tersebut harus dijaga dan dikembalikan. Jika hilang, penumpang wajib mengganti atau membayar denda seharga buku.

Pengembalian buku dilakukan melalui petugas di kereta makan. Dengan demikian, penumpang lain yang ingin meminjam buku juga bisa memintanya dari petugas di kereta makan untuk dibawa ke kursinya. Buku juga bisa dikembalikan di pojok literasi di stasiun tujuan saat tiba.

Ketiga, pojok literasi di stasiun bisa berupa pop-up store khusus buku. Selama ini ruang-ruang di stasiun telah diisi oleh gerai-gerai makanan, minuman, dan oleh-oleh. Apakah tidak mungkin PT KAI menyediakan satu gerai kecil di dalam stasiun sebagai tempat memajang buku-buku diskon?

Gerai kecil tersebut bisa dimanfaatkan secara bergantian oleh penerbit atau toko buku untuk mempromosikan dan menjual buku-buku. Tentu saja agar harga bukunya tetap terjangkau dan tidak bertambah mahal, PT KAI sebaiknya memberi harga sewa khusus kepada penerbit dan toko buku yang hendak memanfaatkan pop-up store tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun