Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Rekomendasi Buku Bagus untuk Pemimpin Hebat Seperti Mas Gibran dan Kaesang

26 Agustus 2024   10:52 Diperbarui: 26 Agustus 2024   10:52 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi pemimpin pada usia muda bukan urusan mudah dan sederhana. Tidak semua orang mampu mencapai dan menjalaninya. Hanya orang-orang pilihan yang sanggup memikul peran sebagai pemimpin muda, apalagi memimpin suatu negara besar seperti Indonesia.

Namun, kita senang beberapa tahun belakangan telah muncul banyak sosok muda yang mampu mentas di gelanggang nasional. Ada yang jadi menteri, petinggi partai politik, komisaris BUMN, staf ahli, serta kepala daerah di berbagai di wilayah. Di antara banyak sosok muda itu, dua nama yang layak diacungi empat jempol ialah Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep. 

Dipersiapkan sebagai penerus dan pewaris dinasti politik paling sukses di Indonesia, mas Gibran dan Kaesang tentu sudah memiliki bekal. Termasuk bekal wawasan  dan pengetahuan. Seorang pemimpin memang wajib memiliki wawasan luas dan pengetahuan mendalam tentang banyak hal.

Sudah barang tentu mas Gibran dan Kaesang tergolong anak muda yang berwawasan dan berpengetahuan. Apalagi rona wajah mereka memancarkan citra diri sebagai orang yang gemar membaca.

Di dalam tas atau meja kerja keduanya mungkin tertumpuk sejumlah buku dan bahan bacaan sebagai tanda  intelektualitas. Bisa diperkirakan bacaan yang biasa dilahap keduanya adalah buku-buku tebal seputar ekonomi, politik, atau teknologi karangan penulis luar dalam bahasa Inggris. Itu tidak mengejutkan sebab keduanya lulus dengan gemilang dari kampus-kampus luar negeri.

Walau demikian, mas Gibran dan Kaesang diharapkan tidak melupakan buku-buku berbahasa Indonesia. Termasuk buku-buku karya pujangga Indonesia yang sangat penting untuk diselami. Membaca buku seputar sejarah dan dinamika bangsa Indonesia akan memperkaya bekal sebagai pemimpin. Selain menambah wawasan, buku-buku itu juga membantu memberi pijakan dalam bertindak.

Banyak buku keren bisa dipilih. Beberapa judul berikut bisa memperkaya wawasan dan pengetahuan pemimpin muda seperti mas Gibran dan Kaesang.

Laut Bercerita

Fiksi sejarah ini ditulis oleh Leila Chudori berdasarkan riset dan wawancara terhadap para korban dan saksi sejarah menjelang lengsernya orde baru. 

Kebangkitan gerakan masyarakat dan mahasiswa dalam aksi #PeringatanDarurat membuat Laut Bercerita ramai disebut di media sosial. 

Buku best seller yang dinobatkan sebagai salah satu karya terlaris dan terpopuler dalam 5 tahun terakhir ini semakin dicari dan diperbincangkan oleh publik. Kutipan-kutipan dari Laut Bercerita dijadikan narasi yang mewarnai aksi #PeringatanDarurat. Apalagi setelah Reza Rahardian, tokoh pemeran dalam film pendek Laut Bercerita, turut dalam berorasi di depan Gedung DPR beberapa waktu lalu.

Laut Bercerita berlatar tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Sedangkan latar ceritanya berupa gerakan mahasiswa yang membela hak-hak rakyat dari kesewenang-wenangan penguasa. Dikisahkan seorang aktivis mahasiswa yang gemar membaca mengorganisasi diri bersama rekan-rekannya untuk melawan rezim yang telah berkuasa lama di Indonesia. Aksi dan gerakan mereka tidak disenangi. Mereka pun diintai dan diintimidasi oleh aparat.

Laut Bercerita banyak disebut dalam perbincangan media sosial mengikuti #PeringatanDarurat (dok.pribadi).
Laut Bercerita banyak disebut dalam perbincangan media sosial mengikuti #PeringatanDarurat (dok.pribadi).

Salah satu klimaks Laut Bercerita ialah ketika para aktivis itu diculik dan disiksa. Sampai kemudian satu demi satu hilang dan tak pernah ditemukan.

Laut Bercerita memuat pesan dan pembelajaran yang amat kuat. Yakni agar generasi muda Indonesia tak ragu berpartisipasi dalam memperjuangkan nasib bangsa dan membela hak-hak rakyat manakala penguasa bertindak sewenang-sewenang melampaui batas dan aturan. Buku ini juga membawa peringatan penting bagi para pemimpin serta penguasa agar tidak mengkhianati rakyat dan menyandera bangsanya dalam sangkar ambisi kekuasaan.

Lusi Lindri

Ini adalah buku ketiga dari trilogi yang amat populer karangan YB Mangunwijaya. Dimulai dari Rara Mendut, dilanjutkan Genduk Duku, dan ditutup oleh Lusi Lindri.

Berlatar era kerajaan Jawa, terutama Mataram, Lusi Lindri adalah roman dan kisah hidup Lusi, seorang perempuan dari rakyat biasa yang mengabdi pada keluarga pembesar Mataram, kemudian menjadi pengawal raja. Fiksi sejarah ini membawa pembacanya menyelami kehidupan dan kekuasaan para pembesar serta raja Jawa pada masa lampau. Intrik politik, pewarisan dinasti, penyalahgunaan kekuasaan, penghianatan, hingga pembantaian dilukiskan secara lugas dalam Lusi Lindri.

Sebagai tokoh protagonis, Lusi Lindri dihadapkan pada tokoh antagonis utama, yakni Raden Jibus, sang penerus dinasti yang memimpin kerajaan dengan gelar Amangkurat. Buku ini juga menampilkan potret kekuasaan para pembesar istana yang penuh kemunafikan. Misalnya, kisah seorang dari kalangan biasa yang berhasil menjadi Tumenggung pembatu raja. Jabatan tinggi membuat orang tersebut mabuk kekuasaan. Dengan menjilat raja, sang tumenggung tak segan menyingkirkan para tumenggung lainnya.

Lusi Lindri, ketika keserakahan raja jawa dilawan oleh seorang prajurit wanita pemberani (dok.pribadi).
Lusi Lindri, ketika keserakahan raja jawa dilawan oleh seorang prajurit wanita pemberani (dok.pribadi).

Mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Raden Jibus menjadi raja baru yang naik tahta di usia muda. Citranya lembut dan pendiam di hadapan rakyat. Namun, bekas gurunya pada masa kecil mengetahui bahwa di balik citra yang sang raja tersimpan sesuatu yang mengerikan. 

Sang Raja Muda pandai bersandiwara dan berpura-pura sedih manakala terjadi tragedi di lingkungan kerajaannya. Padahal, tragedi-tragedi itu sesungguhnya akibat dari perintah dan perbuatannya sendiri. Salah satunya ialah pembantaian ribuan santri dan ulama yang dianggap mengancam kekuasaannya. Pada saat itu muncul beberapa ulama yang menjadi penjilat demi mendapat keselamatan, tapi akhirnya ulama-ulama itu pun dihabisi oleh sang raja.

Kelicikan dan kesewenang-wenangan sang raja muda  membuat sejumlah pembesar, tumenggung, dan tetua kerajaan gundah. Berbagai cara ditempuh untuk mengingatkan sang raja demi mencegah timbulnya kehancuran kerajaan. Sementara tetua lain berniat melakukan pembangkangan. Namun, kuatnya kuasa sang raja membuat upaya itu selalu menemui rintangan. 

Sementara sang raja seolah tak tergoyahkan dan para lawan-lawan disingkirkan, Lusi Lindri memainkan peran sebagai seorang putri pemberani. Mewarisi darah perlawanan dari sang ibu, Lusi mula-mula menjalankan misi rahasia di balik dinding istana. Jalan hidup akhirnya menuntun Lusi melakukan pemberontakan dari satu wilayah ke wilayah lain. Cara itu ditempuhnya demi melawan kezaliman sang raja.

Animal Farm

Seperti Laut Bercerita, Animal Farm juga banyak disebut oleh netizen dalam perbincangan di media sosial seiring gerakan #PeringatanDarurat. Karya besar George Orwell ini memang sangat populer dalam khasanah sastra dunia. Terjemahannya dalam bahasa Indonesia ada yang berjudul Binatangisme. Namun, banyak yang tetap mempertahankan judul Animal Farm. 

Animal Farm adalah kisah perlawanan yang dilakukan sekawanan binatang di sebuah peternakan. Marah dan lelah oleh penindasan manusia, binatang-binatang itu memberontak. Upaya mereka pun berhasil. Manusia-manusia diusir dari peternakan. Para binatang merdeka dan menguasai peternakan selayaknya dunia mereka sendiri.

Namun, berakhirnya kekuasaan manusia di peternakan segera digantikan oleh naiknya penguasa baru. Seorang binatang yang ingin berkuasa penuh melakukan intrik dan fitnah untuk menyingkirkan binatang lain yang menjadi pesaing.

Setelah berhasil mencapai ambisi, binatang penguasa mulai memimpin dengan caranya sendiri. Sang binatang justru menindas binatang-binatang lain. Dengan licik sumber daya peternakan dipusatkan untuk kebutuhan dirinya sendiri. Sedangkan binatang-binatang lain harus menikmati jatah hidup yang dibatasi.

Untuk melanggengkan kekuasaannya, sang binatang mengubah aturan dan menerjemahkan aturan sesuai kehendaknya. Pada saat yang sama, binatang-binatang lain disuguhi doktrin-doktrin yang membuat mereka menjadi penurut.

Awalnya upaya itu berhasil melanggengkan kekuasaan. Binatang-binatang yang polos dan bodoh mampu dikendalikan. Namun, pelan-pelan muncul kesadaran untuk lepas dari penindasan. 

Seolah sejarah berulang, binatang-binatang di peternakan kembali melakukan perlawanan. Bedanya, jika dulu mereka memberontak pada manusia, kini mereka melawan binatang lain yang menguasai peternakan. Persatuan binatang-binatang itu pun berhasil menggulingkan binatang penguasa.

Animal Farm, cerita binatang atau kisah manusia-manusia? (dok.pribadi).
Animal Farm, cerita binatang atau kisah manusia-manusia? (dok.pribadi).

Animal Farm bukan cerita dongeng binatang semata. Menyimak ceritanya, Animal Farm merupakan satir dan personifikasi dari perilaku manusia yang serakah kekuasaan. 

Lewat Animal Farm pembaca disuguhi realitas pergantian rezim yang seringkali hanya pergiliran dari satu masa penindasan ke penindasan berikutnya. Animal Farm adalah penggambaran ketika penguasa baru justru meniru dan memodifikasi kesewenang-senangan penguasa lama. Namun, Animal Farm juga memperlihatkan bahwa kesadaran untuk membela hak kehidupan bisa membangkitkan keberanian. Bahwa persatuan bisa mengalahkan penindasan.

Pemimpin muda yang haus wawasan dan pengetahuan seperti mas Gibran dan Kaesang pastilah akan menyukai bacaan-bacaan bagus seperti di atas. Sebab buku-buku tersebut sangat baik dijadikan referensi kepemimpinan. Asyik pula dijadikan teman perjalanan dalam mobil dinas atau pesawat jet. 

Banyak membaca buku bagus akan berguna bagi seorang pemimpin saat perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang menghampiri. Agar ketika ditanya tentang sejarah bangsanya, tidak menjawab dengan kata-kata: "tidak tahu, saya belum lahir saat itu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun