Implementasi QRIS di negara-negara Asia Tenggara menjadi pengakuan terhadap inisiatif dan peran Indonesia yang signifikan untuk kemajuan ASEAN. Menegaskan pula keandalan Indonesia sebagai pemimpin yang mampu membawa ASEAN mengikuti tantangan zaman serta peka menangkap harapan penduduknya.
Kesadaran Baru
Terwujudnya konektivitas sistem pembayaran antarnegara dengan QRIS sebagai tulang punggungnya menandai adanya kesadaran baru yang mencerahi ASEAN. Semakin disadari oleh negara-negara ASEAN bahwa cara terbaik untuk memperkuat integrasi ialah dengan saling membuka diri dan berbagi. Berkolaborasi menggabungkan potensi setiap negara akan lebih menguntungkan bagi ekonomi dan penduduk ASEAN.
Mengingat integrasi ekonomi ASEAN sebelumnya berjalan lambat, diperlukan pintu masuk baru yang memungkinkan penduduk ASEAN bisa terlibat secara aktif. Sebab dengan partisipasi penduduk yang tinggi, ekonomi ASEAN akan tumbuh lebih merata.Â
Dengan QRIS antarnegara, ekonomi ASEAN semakin kuat bukan semata karena kerjasama para pemimpinnya. Namun, karena partisipasi langsung penduduknya yang menggunakan QRIS saat bertransaksi.
Keterlibatan penduduk itulah yang menandai transformasi ASEAN menjadi lebih "people oriented". ASEAN yang lebih dekat dengan penduduknya karena terilhami oleh prinsip kebersamaan khas Indonesia, yakni "dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat".
Dalam hal ini QRIS antarnegara berangkat dari kebutuhan penduduk ASEAN yang berharap adanya konektivitas sistem pembayaran yang kekinian. Kemudian bisa diterapkan dan dipraktikkan oleh penduduk ASEAN dalam aktivitas sehari-hari. Manfaat terbesarnya pun untuk penduduk ASEAN.
Mengintegrasikan sistem pembayaran memang bukan hal mudah. Â Menurut Bank Indonesia tantangan terbesarnya ialah setiap negara memiliki aturan berbeda dan membutuhkan biaya tinggi. Namun, implementasi QRIS antarnegara telah memperlihatkan bahwa ASEAN di bawah keketuaan Indonesia memiliki kesadaran dan semangat tinggi untuk peduli pada kepentingan bersama.Â
Identitas Bersama
Data Bank Indonesia menunjukkan penggunaan QRIS di tanah air terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada akhir 2022 telah ada sebanyak 28,75 juta pengguna QRIS. Padahal pada 2021 angkanya baru sekitar 13 juta pengguna. Sedangkan jumlah merchant pada akhir 2022 tercatat sebanyak 22,7 juta merchant.
Jumlah tersebut didominasi capaian di Pulau Jawa. Oleh karena itu, terobosan Bank Indonesia dan peran masyarakat terus diperlukan untuk memperluas penggunaan QRIS secara inklusif di seluruh daerah. Hal itu akan menginspirasi lebih banyak negara ASEAN untuk mengimplementasikan QRIS antarnegara karena yakin bahwa produk tersebut bisa diandalkan.
Lebih lanjut, dengan semakin banyaknya negara di Asia Tenggara yang mengimplementasikan QRIS antarnegara, potensinya perlu dimaksimalkan lebih dari sekadar inovasi sistem pembayaran.