Tuntutan untuk menghadirkan manfaat yang nyata bagi penduduk ASEAN semakin mendesak. Hal-hal praktis yang mendukung kemudahan interaksi dan aktivitas penduduk ASEAN sudah saatnya lebih diperhatikan.
Sejalan dengan transformasi tersebut, agenda besar ASEAN yang seringkali terlalu sulit untuk dipraktikkan perlu menjadi pelajaran. Ambil contoh Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sejak diemplementasikan para 2016, MEA masih berjalan lambat. Dalam praktiknya negara-negara ASEAN justru saling bersaing mengalahkan satu sama lain. Padahal, MEA diharapkan bisa memperkuat integrasi ASEAN sebagai kekuatan ekonomi yang memberikan manfaat signifikan bagi penduduknya.
Maka dari itu transformasi ASEAN selain untuk membuatnya menjadi lebih dekat dengan penduduknya sendiri, juga diarahkan agar ASEAN menjadi semakin terintegrasi. Dari sekadar "perhimpunan negara-negara" menjadi "komunitas masyarakat" yang saling mengenal.
Jurus Indonesia
Sebagai ketua ASEAN 2023, Indonesia memegang kemudi untuk mengarahkan ASEAN Â menjawab tantangan zaman serta memenuhi harapan penduduknya. Momentum transformasi pun terpancang dalam tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth"Â yang diusung Indonesia.
Tema ekonomi memperlihatkan kejelian Indonesia dalam menetapkan orientasi dan prioritas ASEAN saat ini. Sebab menurut survey The State of Southeast Asia 2023, mayoritas penduduk ASEAN memberi perhatian terbesar pada masalah perekonomian.
Memperkuat pilar-pilar ekonomi merupakan langkah tepat untuk membawa ASEAN selaras dengan kebutuhan dan kepentingan penduduknya. Sedangkan agar bisa menjadi pusat pertumbuhan, ASEAN pertama-tama harus lebih terhubung satu sama lain.
Salah satu jurus yang dikedepankan Indonesia ialah mendorong integrasi dan konektivitas sistem pembayaran. Implementasinya dalam bentuk QRIS antarnegara. Yakni, sistem pembayaran lintas negara berbasis kode respon cepat (QR Code) yang bisa diterima dan digunakan di negara-negara ASEAN. Dengan QRIS antarnegara, penduduk ASEAN bisa bertransaksi dengan mudah, cepat, dan aman di negara-negara Asia Tenggara tanpa repot mengkonversi atau menukarkan mata uang.
Itu sangat relevan dan bersentuhan langsung dengan aktivitas penduduk ASEAN sehari-hari. Sejalan pula dengan era digitalisasi yang semakin tak terpisahkan dari keseharian setiap orang.
Saat ini QRIS antarnegara telah diimplementasikan di Thailand dan Malaysia. Selanjutnya akan menyusul digunakan di Singapura dan Filipina. Bahkan, Bank Indonesia bersiap memperluas implementasinya sampai ke Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.
QRIS antarnegara merupakan jawaban dari Indonesia untuk ASEAN yang sedang dituntut melahirkan kerjasama lebih konkret. Bukan sekadar piagam pernyataan, melainkan produk bersama yang bisa dinikmati secara luas oleh penduduk ASEAN.