Mungkin  itu tidak melanggar aturan media sosial. Mengobral label "hidden gem" dan "viral" agaknya semacam SOP wajib bagi food influencer menuruti gaya serupa yang dilakukan oleh food vloger/youtuber. Atau serupa dengan judul bombastis dan clickbait yang sudah lebih dulu jamak diterapkan pada artikel-artikel buatan media.
Akan tetapi promosi dengan klaim-klaim berlebihan membuat orang yang datang terlanjur membawa ekspektasi atau harapan tertentu. Lalu saat datang dan membuktikan ternyata harapannya tidak terpenuhi, pembeli menjadi kecewa dan merasa bahwa kuliner itu overrated.Â
Padahal, jika dipromosikan dengan caption dan klaim sewajarnya, tempat-tempat makan atau makanannya itu sebenarnya tetap bisa dinikmati secara apa adanya. Tanpa diberi bumbu "hidden gem", "viral", atau "rumah nenek" yang justru bisa mengganggu autentisitas sajian sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H