Saat giliran saya tiba, Pak Wardi melayani sambil menanyakan beberapa detail. Apakah kuahnya dipisah, mienya kuning atau putih, pakai sayur semua atau tidak, mau tauge dan bawang goreng atau tidak. Deretan pertanyaan itu saya jawab secara aman: kuah dipisah semua, satu tidak pakai sayur dan tauge, serta pakai bawang goreng semua.
Pak Wardi pun mulai menyiapkan pesanan saya. Gerak tangannya tidak terlalu cepat, tapi memperlihatkan ketekunan yang utuh.Â
Menggunakan sarung plastik di tangan kanannya, Pak Wardi melakukan hampir semua tahap meracik bakso seorang diri. Anak muda yang membantunya saya perhatikan lebih diberi tanggung jawab untuk menyiapkan minuman, mengantarkan bakso yang sudah siap kepada pembeli, serta menyiapkan bungkusan-bungkusan kecil berisi kecap, saus dan sambal.
Lewat percakapan pendek saat sedang menyiapkan pesanan, diketahui bahwa Pak Wardi telah buka sejak hari pertama lebaran Idulfitri pada Sabtu (22/4/2023). Bahkan, selama Ramadan ia berjualan secara normal dari siang sampai malam hari. Meski di dekat warungnya berdiri sebuah masjid, ia tak mengalami kesulitan maupun tentangan dari warga sekitar. Warungnya tetap melayani seperti biasa.
Namun, sebuah kejadian tidak mengenakan ia alami pada Jumat (21/4/2023) siang. Seusai salat Jumat ia kembali membuka warungnya. Tak berapa lama datang 2 orang pembeli berboncengan sepeda motor memesan 3 porsi bakso untuk dibungkus. Pak Wardi lalu menerima pembayaran berupa selembar uang Rp50.000.Â
Ia tak menaruh curiga. Uang itu ia terima dan langsung dimasukkan ke dalam laci di gerobak baksonya. Sementara ia mengambil beberapa lembar sebagai uang kembalian.Â
Setelah pembeli bersepeda motor itu berlalu, Pak Wardi seperti lazimnya penjual, mengatur uang-uang di dalam laci penyimpanan. Saat itulah perhatiannya tertuju pada selembar uang Ro50.000 yang baru diterima. Ia menelitinya lebih dalam, membolak-balik helaiannya, mengamati warna, dan meraba permukaannya. Nalurinya sebagai penjual yang setiap hari memegang uang segera membuatnya sadar bahwa ia baru saja tertipu uang palsu.
Meski mengaku agak kesal, Pak Wardi segera merelakan kemalangan siang itu. "Anggap sedekah Jumat, mas", katanya dengan senyum tipis.
Pesanan saya selesai dibuat seluruhnya. Dibagi ke dalam 2 kantung plastik besar dan ditambah 2 bungkusan kecil sambal. Saat pembantu Pak Wardi hendak memasukkan bungkusan kecap dan saus, saya buru-buru mencegah. Di rumah sudah ada kecap dan saus tomat.
Siang tadi kami sekeluarga pun menikmati bakso Pak Wardi. Saya segera menyukainya. Kuahnya segar dengan rasa kaldu yang gurih ringan. Potongan sayuran dan taugenya masih segar.