Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Asyiknya Menyelami Imajinasi Sampul-sampul Klasik Nh. Dini

13 April 2023   19:51 Diperbarui: 14 April 2023   19:20 3547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul-sampul Nh. Dini (Dokumentasi pribadi)

Seperti saya ceritakan pada artikel samber ke-3 yang lalu, Ramadan kali ini saya mendedikasikan sebagian waktu untuk membaca beberapa buku. Tujuannya guna mengasah keterampilan membaca secara lebih efektif sehingga tak menumpuk terlalu banyak utang bacaan.

Di antara judul-judul yang saya baca pada Ramadan ini ialah karya Nh. Dini: "Langit dan Bumi Sahabat Kami" serta "Tanah Baru Tanah Air Kedua". Dua judul itu saya punyai dalam dua versi sampul dari dua penerbit berbeda. 

Sebelumnya saya telah membaca "Langit dan Bumi Sahabat Kami" yang diterbitkan oleh Gramedia. Kali ini saya memilih bernostalgia dengan sampul yang lebih lawas terbitan Pustaka Jaya. Sedangkan "Tanah Baru Tanah Air Kedua" terbitan Pustaka Jaya merupakan "reborn" dari "Orang-orang Tran" terbitan Sinar Harapan.

Saya punya alasan khusus untuk memilih membaca kembali karya Nh. Dini tersebut. Selain ceritanya saya sukai, juga karena ilustrasi sampulnya yang memikat. Meski diterbitkan oleh dua penerbit berbeda, masing-masing sampul menurut saya tetap akurat mewakili cerita yang Nh. Dini tulis di dalamnya.

LBSK versi Pustaka Jaya dan Gramedia (Dokumentasi pribadi)
LBSK versi Pustaka Jaya dan Gramedia (Dokumentasi pribadi)

Menyandingkan sampul depan "Langit dan Bumi Sahabat Kami" versi Gramedia dan Pustaka Jaya, nampak bahwa keduanya agak berbeda memilih sudut cerita yang hendak diangkat ke sampul. 

Versi Gramedia menampilkan ilustrasi cerita yang spesifik, yakni seorang bocah perempuan dengan latar belakang seorang ibu dan bapak yang sedang mencabut singkong di sebuah kebun dengan besar.

Bocah perempuan itu tentulah Nh. Dini. Sementara dua orang di belakangnya kalau kita membaca bukunya akan segera bisa mengenalinya sebagai ayah dan ibu Nh. Dini yang sedang memanen singkong.

Dalam buku tersebut memang termuat babak cerita masa kecil Nh. Dini yang penuh keprihatinan saat Semarang diduduki penjajah. Bahan-bahan makanan sulit didapat sehingga rakyat terpaksa mengkonsumsi bahan pengganti nasi, salah satunya singkong.

Sementara sampul versi Pustaka Jaya lebih sederhana. Bisa dipahami karena buku itu cetakan pertama tahun 1979. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun