Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Berlatih Membaca Efektif untuk Melunasi Utang Bacaan saat Ramadan

3 April 2023   21:30 Diperbarui: 4 April 2023   01:33 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sepuluh hari Ramadan dijalani. Selama itu dua judul buku telah selesai saya baca. Mungkin bukan sesuatu yang istimewa, tapi saya syukuri sebagai pencapaian pribadi.

Sebab amat jarang saya menuntaskan dua bacaan dalam waktu singkat. Biasanya saya membutuhkan waktu sebulan untuk rampung membaca satu judul buku. Paling cepat dua minggu baru satu buku tuntas.

Meski saya menyukai kegiatan membaca, nyatanya kecepatan membuka lembar demi lambar tertinggal dibanding gairah yang kerap menggebu setiap melihat judul menarik di rak toko buku. Satu buku belum selesai, buku baru telah terbeli. Dua buku masih mengantre untuk disentuh, buku-buku lain sudah dipesan.

Begitulah hingga kemudian tersadar ada sejumlah judul masih menumpuk di meja. Buku-buku yang selalu menggugah minat, tapi apa daya saya bukan tipe pembaca yang cepat menyentuh halaman akhirnya.

Sebenarnya saya tidak menganggap cara dan kecepatan membaca saya sebagai sebuah masalah. Saya tetap menikmati membaca dengan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini melekat. Bagi saya, kualitas dan kenikmatan membaca buku tidak ditentukan oleh seberapa banyak judul yang berhasil dilahap atau seberapa cepat seseorang mengkhatamkan setiap judul.

Saya bisa menikmati buku di mana saja. Di dalam kamar, di warung makan, di tempat parkir, di dalam stasiun, maupun di kendaraan umum. Pagi, sore, malam, atau dini hari bisa menjadi waktu yang menyenangkan bagi saya untuk membaca. 

Saya menghargai setiap buku yang saya beli. Judul-judul yang saya ambil dari toko buku umumnya terbatas dari penulis-penulis yang memang benar-benar saya gemari. Jarang saya penasaran dengan buku yang sedang hype dari penulis yang sedang ngepop. Keputusan saya membaca buku dari seorang penulis lebih didorong oleh pengalaman pernah membaca karya sebelumnya. Maka dari itu cepat atau lambat buku-buku yang saya beli pasti akan terbaca karena sejak awal saya memang menginginkannya.

Walau demikian, belakangan muncul perasaan bersalah karena membiarkan buku-buku itu terlalu lama tak terjamah. Paling tidak ada sepuluh judul buku yang masih terbungkus di rak pribadi saya saat ini. Tak ingat persis sudah berapa lama buku-buku itu menunggu untuk dibuka. Ada yang saya beli sejak November 2022. Ada pula yang sudah menunggu sejak 2 atau 3 tahun lampau. Semuanya menjadi hutang bacaan yang perlu saya tuntaskan.

Oleh karena itu, sejak awal tahun saya mulai mencoba-coba teknik baru ketika membaca. Saya tak tahu kebiasaan membaca saya sebelumnya tergolong ke dalam teknik tertentu atau tidak. Namun, tidak ada salahnya saya mempertimbangkan belajar keterampilan teknik-teknik membaca yang selama ini kurang saya dalami.

Harapannya aktivitas membaca saya semakin efektif. Sehingga bisa lebih cepat merampungkan bacaan-bacaan.

Pertama-tama saya mulai membiasakan menggerakkan mata secara lebih cepat. Setiap membaca saya berusaha menangkap lebih banyak kata sekaligus. Pandangan saya gerakkan seolah ada garis penuntun di bawah setiap barisan teks. Keterampilan mata tersebut menunjang keperluan untuk membaca secara cepat atau scanning.

Lain waktu saya beralih cara membaca dengan mendalami lebih dulu beberapa halaman awal. Perlahan saya membaca. Jika dirasa sudah menemukan pokok ceritanya, saya akan mempercepat bacaan. 

Pada buku-buku yang topiknya tergolong baru bagi saya, membaca ringkasan di sampul belakang saya jadikan pemanasan. Dilanjutkan dengan memeriksa daftar bab atau topik jika ada. Saat menemukan topik yang paling menarik, saya akan mendahulukan untuk membacanya. Dalam perjalanannya jika inti dari bab atau topik tersebut telah saya dapatkan, saya segera beralih ke bab berikutnya. 

Secara umum saya tak menemukan kesukaran menerapkan teknik keterampilan membaca seperti itu. Terbukti saya bisa membaca lebih cepat dengan cara-cara tersebut.

Akan tetapi pada buku-buku tertentu saya merasa amat sayang jika harus membaca cepat. Buku-buku sastra atau fiksi yang saya gemari sangat hambar jika dibaca secara cepat atau scanning. Sebab saya ingin menikmati gaya bahasanya, ingin mencerna emosi dari setiap kalimat, dan ingin tenggelam dalam imajinasi serupa imajinasi penulisnya. 

Demikian pula pada beberapa buku yang saya beli agak mahal dan tebal halamannya. Rasanya sayang sekali jika dibaca dengan cara melewati bagian-bagian tertentu yang tidak mengandung inti cerita. Siapa tahu bagian yang semula saya anggap kurang penting ternyata mengandung cuplika-cuplikan yang berharga. Agak sayang jika hanya dibaca sepintas lalu seolah-olah semua intinya telah saya serap.

Ramadan, momen yang nikmat untuk membaca (dok.pribadi).
Ramadan, momen yang nikmat untuk membaca (dok.pribadi).

Walau demikian, semua teknik di atas saya rasakan berguna untuk memperkuat keterampilan membaca. Maka dalam praktiknya, setiap membaca buku saya mencoba menerapkan lebih dari satu teknik  sekaligus. 

Saat dirasa ceritanya datar saya akan membaca cepat. Lalu ketika mulai menemukan kalimat yang emosional, saya akan lebih bersabar untuk membaca secara detail. Pada kalimat-kalimat yang terlalu panjang dan kurang efektif susunannya, saya tidak ambil pusing. Asal kalimat berikutnya lebih jelas, saya anggap sudah mengerti intinya.

Demikian seterusnya saya mengkombinasikan beberapa teknik membaca  dari satu buku ke buku berikutnya. Sebab saya merasa perlu membiasakan diri dengan cara membaca seperti demikian.

Pada Ramadan ini saya sengaja menyiapkan beberapa bacaan. Beberapa judul belum pernah saya buka. Ada pula judul-judul yang sudah pernah saya tamatkan, tapi ingin saya ulang lagi.

Dari semuanya, 2 buku ternyata bisa selesai dalam 10 hari pertama Ramadan. Apakah itu tandanya keterampilan membaca saya sudah menjadi lebih efektif?

Semoga hutang-hutang bacaan saya bisa terlunasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun