Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Berlatih Membaca Efektif untuk Melunasi Utang Bacaan saat Ramadan

3 April 2023   21:30 Diperbarui: 4 April 2023   01:33 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku bacaan untuk Ramadan tahun ini (dok.pribadi).

Pertama-tama saya mulai membiasakan menggerakkan mata secara lebih cepat. Setiap membaca saya berusaha menangkap lebih banyak kata sekaligus. Pandangan saya gerakkan seolah ada garis penuntun di bawah setiap barisan teks. Keterampilan mata tersebut menunjang keperluan untuk membaca secara cepat atau scanning.

Lain waktu saya beralih cara membaca dengan mendalami lebih dulu beberapa halaman awal. Perlahan saya membaca. Jika dirasa sudah menemukan pokok ceritanya, saya akan mempercepat bacaan. 

Pada buku-buku yang topiknya tergolong baru bagi saya, membaca ringkasan di sampul belakang saya jadikan pemanasan. Dilanjutkan dengan memeriksa daftar bab atau topik jika ada. Saat menemukan topik yang paling menarik, saya akan mendahulukan untuk membacanya. Dalam perjalanannya jika inti dari bab atau topik tersebut telah saya dapatkan, saya segera beralih ke bab berikutnya. 

Secara umum saya tak menemukan kesukaran menerapkan teknik keterampilan membaca seperti itu. Terbukti saya bisa membaca lebih cepat dengan cara-cara tersebut.

Akan tetapi pada buku-buku tertentu saya merasa amat sayang jika harus membaca cepat. Buku-buku sastra atau fiksi yang saya gemari sangat hambar jika dibaca secara cepat atau scanning. Sebab saya ingin menikmati gaya bahasanya, ingin mencerna emosi dari setiap kalimat, dan ingin tenggelam dalam imajinasi serupa imajinasi penulisnya. 

Demikian pula pada beberapa buku yang saya beli agak mahal dan tebal halamannya. Rasanya sayang sekali jika dibaca dengan cara melewati bagian-bagian tertentu yang tidak mengandung inti cerita. Siapa tahu bagian yang semula saya anggap kurang penting ternyata mengandung cuplika-cuplikan yang berharga. Agak sayang jika hanya dibaca sepintas lalu seolah-olah semua intinya telah saya serap.

Ramadan, momen yang nikmat untuk membaca (dok.pribadi).
Ramadan, momen yang nikmat untuk membaca (dok.pribadi).

Walau demikian, semua teknik di atas saya rasakan berguna untuk memperkuat keterampilan membaca. Maka dalam praktiknya, setiap membaca buku saya mencoba menerapkan lebih dari satu teknik  sekaligus. 

Saat dirasa ceritanya datar saya akan membaca cepat. Lalu ketika mulai menemukan kalimat yang emosional, saya akan lebih bersabar untuk membaca secara detail. Pada kalimat-kalimat yang terlalu panjang dan kurang efektif susunannya, saya tidak ambil pusing. Asal kalimat berikutnya lebih jelas, saya anggap sudah mengerti intinya.

Demikian seterusnya saya mengkombinasikan beberapa teknik membaca  dari satu buku ke buku berikutnya. Sebab saya merasa perlu membiasakan diri dengan cara membaca seperti demikian.

Pada Ramadan ini saya sengaja menyiapkan beberapa bacaan. Beberapa judul belum pernah saya buka. Ada pula judul-judul yang sudah pernah saya tamatkan, tapi ingin saya ulang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun