Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengenang dan Mengenal NH Dini di Teras Rumahnya

15 Maret 2023   08:38 Diperbarui: 15 Maret 2023   19:01 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembatas buku yang dulu dibuat untuk Pondok Baca Nh. Dini (dok.pribadi).

Dimulai dari saat itu, hampir satu jam lamanya saya diizinkan mendengar cerita-cerita tentang Nh. Dini dari sang penghuni rumah. Ia adalah Oeti Adiyati Oetono, anak keenam Heratih, kakak sulung Nh. Dini. 

Bertamu ke rumah Nh. Dini di Sekayu. Wanita berkerudung coklat adalah Oeti Adiyati, kemenakan Nh. Dini (dok.pribadi).
Bertamu ke rumah Nh. Dini di Sekayu. Wanita berkerudung coklat adalah Oeti Adiyati, kemenakan Nh. Dini (dok.pribadi).

Cara Nh. Dini Memperlakukan Buku dan Tanaman 

Oeti memiliki banyak kenangan tentang Nh. Dini. Itu ia syukuri sebab Nh. Dini memiliki banyak kemenakan, tapi tak semuanya dekat.

Kedekatan Oeti dengan Nh. Dini barangkali meneruskan ikatan antara Nh. Dini dengan Heratih. Dalam buku-bukunya seperti "Sebuah Lorong di Kotaku" dan "Padang Ilalang di Belakang Rumah", berulang kali dilukiskan oleh Nh. Dini betapa Heratih sangat mempedulikan dirinya. 

Perhatian Heratih sebagai kakak betul-betul Nh. Dini rasakan sejak kecil. Heratih tidak sekadar mengajari Nh. Dini tentang beberapa hal, tapi juga mengurusnya dengan penuh kasih sayang. Begitu hangat dan dekat hubungan keduanya sehingga Nh. Dini menyembut Heratih sebagai pamongnya.

Ketika kembali ke Indonesia setelah melalang buana ke sejumlah negara, Nh. Dini memutuskan tinggal di rumah Sekayu bersama keluarga Heratih. Namun, Nh. Dini meminta dibuatkan bangunan atau ruangan sendiri di belakang rumah. Menurut Oeti, bangunan itu tersusun dari gebyok yang unik. Di sana Nh. Dini melanjutkan aktivitas menulisnya dan merintis pondok baca. 

Oeti dan anak-anak di Sekayu termasuk generasi yang sempat menikmati pondok baca Nh. Dini yang memiliki banyak buku. Kecintaan Nh. Dini terhadap buku sangat besar. Itu diperlihatkan salah satunya dengan membuat aturan bagi setiap orang yang hendak membaca buku di pondok baca. Anak -anak atau orang yang ingin membaca diharuskan mencuci tangan dan mengelapnya hingga kering terlebih dahulu. Nh. Dini tak ingin buku-buku di pondok baca kotor dan rusak. 

Selain itu Nh. Dini tak menghendaki pembaca melipat halaman buku. Oleh karenanya ia membuat banyak pembatas buku. Oeti menuturkan saat ada anak yang selesai membaca sekian buku, Nh. Dini sering memberikan pembatas buku bertanda tangan dirinya sebagai cenderamata.

Nh. Dini juga memiliki ketertarikan dan kepedulian mendalam pada tanaman, terutama anggrek. Menurut Oeti, saat tinggal di Ngalian Nh. Dini merawat banyak anggrek. Ketika ada anggrek yang mekar, Nh. Dini sering menawarkan kepada Oeti untuk membawanya ke rumah Sekayu sebagai penghias halaman.

Pembatas buku yang dulu dibuat untuk Pondok Baca Nh. Dini (dok.pribadi).
Pembatas buku yang dulu dibuat untuk Pondok Baca Nh. Dini (dok.pribadi).

Serupa dengan kecintaan Nh. Dini terhadap buku yang diperlihatkan dengan caranya menghargai sebuah buku, kecintaannya pada tumbuhan juga tercermin dari cara Nh. Dini memperlakukan  dan merawat tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun