Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lesti Cabut Laporan, Segera Tayang Konser TV "Leslar Balikan"?

14 Oktober 2022   08:28 Diperbarui: 14 Oktober 2022   09:25 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berita pertama yang saya baca hari ini (dok.pribadi).

Jumat yang sejuk dan tenang. Pukul lima usai salat saya meraih smartphone di atas meja. Selain untuk mencabut pengisian dayanya, juga untuk menjalankan ritual membaca berita setiap pagi sebelum mandi.

Dan, berita pertama yang tersaji untuk saya pagi ini berasal dari instagram kompas.com. Seketika membuka instagram, tanpa bisa memilih apa yang tampil pertama kali di layar, inilah yang saya dapatkan: "Lesti Kejora Cabut Laporan KDRT Rizky Billar".

Entah akan jadi seperti apa hari Jumat ini ketika paginya dimulai dengan berita tentang Lesti. Akan tetapi akhirnya saya tetap membaca juga berita tersebut.

Ternyata beritanya sudah diunggah kompas.com sejak Kamis malam. Isinya tentang penetapan Rizki Billar sebagai tersangka dan akan langsung ditahan oleh kepolisian.

Namun, tiba-tiba Lesti datang ke kantor polisi dan mencabut laporannya. Disebutkan oleh polisi bahwa kesepakatan damai telah terjadi antara Lesti dan Rizki Billar.

OK. Kerja polisi sudah selesai dengan sangat "dramatis". Walau akhirnya korban mencabut laporannya, tugas mengayomi masyarakat bisa dikatakan telah diupayakan.

Kita berharap polisi tidak "trauma" untuk menangani laporan KDRT. Masyarakat pun sebaiknya tidak khawatir akan diabaikan oleh polisi jika melaporkan kejadian KDRT.

Yang perlu kita khawatirkan ialah andai setelah kejadian ini ternyata ada acara TV berjudul "Leslar Balikan".

Mari kita bayangkan setelah penetapan tersangka Rizki Billar sekaligus pencabutan laporan oleh Lesti semalam, para tim kreatif stasiun TV segera berkumpul. Anggota tim yang belum pulang kantor diminta tinggal lebih lama. Sementara yang sudah pulang  diminta segera bergabung lewat sambungan video.

Dengan antusias mereka menggelar rapat. Setiap kepala bicara dan menyampaikan pendapat. Ide-ide kreatif pun tumpah ruah. Usulan acara bermunculan. Lalu diputuskan satu bentuk acara eksklusif berupa "syukuran" untuk merayakan perdamaian Lesti dan Billar. Acara yang akan memadukan konser musik, dokumenter, talkshow, dan testimoni.

Tidak berlebihan menduga dan membayangkan itu terjadi. Sebab sudah demikian tabiat stasiun TV di Indonesia. Memeras "potensi" seorang artis sudah jadi kebiasaan TV di negeri ini. Kalau perlu "diadakan" potensi yang baru sehingga acaranya bisa terus eksis.

Keserakahan dan gila rating membuat TV  ugal-ugalan membuat acara. Sekali berhasil mengeksploitasi, seterusnya akan dilanjutkan. Semua hal tentang diri sang artis akan dikapitalisasi dan dikomersialkan.

Namun, tidak sepenuhnya itu karena nafsu stasiun TV. Bukan kehendak satu pihak. Kadang sang artisnya memang memiliki hasrat yang menggebu untuk semakin populer.

Begitu pun para penggemar garis keras yang selalu haus berita dan acara tentang idolanya. Para penggemar ingin idolanya muncul layar TV dan youtube setiap hari. Mereka menuntut agar idolanya ada di acara TV tertentu. Kalau tidak ada sang idola, para penggemar mengancam tidak akan menonton acara dan TV tersebut.

Awalnya ini tampak seperti simbiosis mutualisme. Semua pihak tampak saling mendulang keuntungan. Akan tetapi sebenarnya ini merupakan perilaku yang saling memangsa. Semua saling memuaskan hasrat masing-masing.

Walau demikian keuntungan paling besar sepertinya tetap menjadi milik stasiun TV. Tak perlu dibayangkan berapa yang didapat dari rangkaian acara dan siaran ekslusif tentang Lesti dan Rizki Billar selama ini.

Mulai dari awal pertemuan, pacaran, lamaran, pengajian, akad nikah, resepsi, kehamilan, lahiran, hingga pasca lahiran, semua dijadikan acara TV. Bahkan, TV yang semula tidak terlalu spesialis pada acara infotainment artis pun mendadak ikut mengabarkan serba-serbi Lesti dan Rizki Billar.

Hari ini kita tahu telah semakin banyak berita mengejutkan dan peristiwa memilukan menghampiri masyarakat Indonesia. Banyak di antaranya yang sulit dicerna dan terlalu buruk untuk dipahami.

Semua itu mungkin tidak bisa kita hindari. Bahkan, saat kita tak ingin tahu tentang sesuatu, pada akhirnya kita terpaksa mengetahuinya lewat beranda media sosial, melalui suara obrolan di kantin kantor dan kampus, dan dari percakapan orang-orang tak dikenal di kendaraan umum.

Oleh karenanya kita pantas berharap semoga Indosiar dan TV lainnya tidak sedang menyiapkan acara "Leslar Balikan". Tidak berencana membuat sinetron "Pintu Hikmah Spesial Leslar",  "Konser Untuk Leslar", atau "Rumpi Pagi Bersama Lesti".

Begitu pun Lesti semoga tidak berpikir untuk menerima jika yang ada datang membawa proposal acara eksklusif. Pulihkan saja dirimu. Dan semoga linimasa berita masyarakat Indonesia juga bisa pulih dan normal kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun