Jawabannya: Pak Iwan Bule.
FIFA pasti memahami Pak Iwan Bule sebagai Ketua PSSI yang telah berdarah-darah dan memberi pengaruh positif bagi sepakbola Indonesia. Itu bisa dilihat salah satunya dengan semakin membaiknya posisi Indonesia dalam tabel peringkat FIFA.
Sejak memimpin PSSI pada 2 November 2019, banyak prestasi Timnas Indonesia merupakan kontribusi Pak Iwan Bule. Meloloskan tim senior dan junior ke  Piala Asia bukan hal sembarangan. Lalu di depan sudah tampak Piala Dunia U20. Tidak semua orang bisa mencetak prestasi besar tersebut.
FIFA tentu memandang Pak Iwan Bule sebagai sosok berkarisma. Pengaruh karisma inilah yang kemungkinan  membuat Presiden FIFA Gianni Infantino merasa segan sekaligus respek.
Apalagi secara pengalaman Pak Iwan Bule jauh di atas Gianni Infantino. Pak Iwan Bule sudah mencintai sepakbola sejak kecil. Kecintaan yang terus ada hingga kini.
Seluk beluk sepakbola dikuasai Pak Iwan Bule. Mulai dari cara memotivasi pemain hingga perihal pintu stadion. Itu sebabnya Pak Iwan Bule memimpin sendiri Tim Investigasi PSSI untuk Tragedi Kanjuruhan.
Pengalaman kepemimpinan Pak Iwan Bule juga jauh di atas Presiden FIFA. Sejak muda Pak Iwan Bule sudah aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Lalu sebagai polisi ia berhasil mengumpulkan 3 bintang di pundaknya.
Memimpin polda pernah diemban Pak Iwan Bule sebanyak tiga kali. Ia pun pernah memimpin divisi hukum Polri. Bahkan, sebelum pensiun sebagai polisi Pak Iwan Bule masih dipercaya untuk menjadi pemimpin. Yakni sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat pada 2018.
Artinya, DNA seorang pemimpin sangat kuat dalam diri Pak Iwan Bule. Dengan itulah ia memimpin PSSI sehingga sepakbola Indonesia bisa seperti sekarang. Banyak pelatih top kelas dunia seperti Luis Milla, Shin Tae Yong, hingga Thomas Doll pun akhirnya tertarik untuk mencicipi sepakbola Indonesia. Konon, Shin Tae Yong sudah dianggap seperti adik oleh Pak Iwan Bule.
Karisma, pengalaman, dan prestasi Pak Iwan Bule itu kemungkinan mempengatuhi pertimbangan FIFA yang tidak menjatuhkan hukuman pada Indonesia. Apalagi, selain faktor sepakbola Indonesia yang punya nilai strategis, Presiden FIFA juga kalah senior dibanding Pak Iwan Bule.
Bahkan, sekadar jumlah follower media sosial pun Gianni Infantino masih kalah dibanding Pak Iwan Bule.