Mungkin mereka adalah orang-orang yang tegar dan terlalu tegar sehingga kepedihan terlalu kecil untuk mengusik perasaan mereka. Mungkin mereka termasuk golongan "manusia-manusia kuat" yang jarang bersedih dan selalu berbahagia dalam keadaan apapun.
Mungkin juga mereka adalah orang-orang yang selalu pandai memetik hikmah dari setiap peristiwa sekelam apapun. Mungkin mereka selalu merasa bersih sehingga kesalahan selalu datangnya bukan dari mereka. Mereka hanya bisa mencetak keberhasilan. Sementara cela dan kegagalan bukan urusannya.
Mungkin mereka orang-orang anti mainstream. Saat duka cita mengalir dari berbagai penjuru bumi dan stadion-stadion terbaik di dunia secara khusus mengheningkan cipta untuk Indonesia, mereka merasakan yang berbeda.
Ketika para tokoh dan entitas olahraga di lapangan hijau dari banyak negara mengucap, "kami bersedih dan bersama para korban, keluarga, serta semua yang terdampak", orang-orang terpilih justru merasakan yang lain.
Sekarang kita jadi tahu saat satu negeri bersedih dan banyak penjuru dunia ikut berduka, ternyata ada yang lain merasa "berbahagia".
Entah siapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H