Apalagi setelah Komnas HAM dan Komnas perempuan menyampaikan laporan resmi terkait pembunuhan Brigadir J. Kedua lembaga tersebut menemukan adanya indikasi pelecehan seksual yang dialami oleh istri Ferdy Sambo di Magelang. Kedua lembaga juga merekomendasikan kepada polisi agar mengusutnya.
Laporan dan rekomendasi tersebut menjadi angin segar bagi Ferdy Sambo. Sebab ia seolah mendapat "pembenaran" untuk latar belakang yang menggerakkannya membunuh Brigadi J.
Walau motif pembunuhan dianggap tidak terlalu penting dalam kasus pembunuhan berencana, tapi mendapatkan simpati masyarakat sangat penting bagi seorang tersangka pembunuhan. Dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J bisa mempengaruhi proses peradilan untuk meloloskan Ferdy Sambo dari hukuman terberat.
Dan Ferdy Sambo sangat paham bagaimana memanipulasi opini dan simpati publik. Sebagai orang yang matang di dunia reserse dan kriminal, ia lebih cerdik dan cerdas dari yang diduga. Termasuk dalam memanfaatkan orang lain untuk membangun simpati dan rasa iba publik terhadapnya.
Salah satu contohnya saat menerima kehadiran Kak Seto. Lalu kepada media Kak Seto menceritakan bahwa Ferdy Sambo merasa nestapa, prihatin, menangis, dan seterusnya. Disadari atau tidak oleh Kak Seto, dirinya sedang dimanfaatkan oleh Ferdy Sambo untuk menarik simpati masyarakat.
Ditambah dengan pemberitaan yang berulang dari media tentang momen-momen manis  antara Sambo dan istrinya yang menyentuh perasaan, bukan tidak mungkin lama-kelamaan masyarakat akan mulai "memaklumi" kejahatan Ferdy Sambo. Masyarakat yang bersimpati akan menerima latar belakang pembunuhan karena ada pelecehan seksual yang merendahkan martabat keluarga.
Jangan lupakan bahwa orang Indonesia selain mudah iba dan memaafkan, juga mudah lupa. Oleh karena itu, dari yang semula antagonis bukan tidak mungkin Ferdy Sambo pelan-pelan akan mendapatkan sisi yang lebih protagonis.
Cap sebagai pembunuh akan mereda. Ferdy Sambo akan mendapat simpati sebagai pahlawan pembela keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H