Bagi Tetsuya, Abe merupakan salah satu tokoh yang memiliki keterkaitan dengan sebuah kelompok kultus agama di mana ibunda Tetsuya tergabung di dalamnya. Doktrin dan pengkultusan yang berlebihan di dalam kelompok agama tersebut membuat ibunda Tetsuya menghabiskan terlalu banyak uang dan waktu. Akibatnya mereka jatuh miskin. Kehidupan keluarga Tetsuya pun terlantar.
Latar belakang tersebut ternyata bisa diterima oleh sebagian masyarakat Jepang. Pandangan publik Jepang terhadap pelaku pun berubah. Kini, banyak masyarakat negeri Sakura justru menaruh simpati pada Tetsuya.
Masyarakat Jepang bisa memahami penderitaan yang dialami oleh Tetsuya. Sebab banyak keluarga di Jepang memang menjadi terlantar setelah menjadi pengikut kelompok kultus agama seperti yang dianut oleh ibunda Tetsuya.
Menariknya, masyarakat Jepang bukan hanya mulai bersimpati pada Tetsuya. Tak sedikit juga yang mengusulkan pengiriman bantuan kepada Tetsuya di penjara. Melalui sebuah petisi bahkan tergalang ribuan tanda tangan masyarakat yang mengharapkan keringanan hukuman bagi Tetsuya.
Sebagian masyarakat juga berpandangan andai tembakan Tetsuya tak sampai membuat Abe meninggal dunia, ada kemungkinan simpati pada Tetsuya bisa lebih besar lagi.
Begitulah dinamika kebencian bisa berubah menjadi belas kasihan. Kisah tentang latar belakang kejahatan dan kehidupan sang pelaku bisa menyentuh perasaan masyarakat. Kemarahan yang semula membumbung tinggi, pelan-pelan mereda dan berganti menjadi simpati.
Skenario Baru Sambo, dari Antagonis Menjadi Protagonis?
Kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki oleh Ferdy Sambo juga tidak menutup kemungkinan akan memunculkan dinamika serupa. Bukan karena kebetulan pembunuhan Brigadir J dan Shinzo Abe terjadi pada tanggal yang sama.
Melainkan karena lamanya proses pengusutan dan pengadilan kasus Brigadir J memberikan waktu yang cukup untuk memunculkan sketsa-sketsa manis tentang para pelaku. Sisi-sisi "humanis" dari kehidupan Sambo secara sengaja maupun tidak sengaja akan tampak ke hadapan publik. Salah satunya lewat peran media.
Ambil contoh pemberitaan tentang ekspresi kesedihan seorang polwan yang menangis saat sidang etik Ferdy Sambo beberapa hari lalu. Berita di media menyebutkan polwan tersebut menangis di tengah vonis pemberhentian dengan tidak hormat terhadap Ferdy Sambo.
Lebih banyak sketsa manis muncul di tengah rekonstruksi peristiwa pembunuhan yang digelar beberapa hari lalu. Melalui siaran langsung secara maraton, publik bisa melihat momen-momen manis dan mengharukan antara Sambo dan istrinya.