Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Minions, Cara Seorang Anak Merawat Cintanya pada Sang Ibu

6 Juli 2022   07:45 Diperbarui: 6 Juli 2022   07:48 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Gunung Ungaran", diary Nh. Dini (dok.pribadi).

Minions berbahasa Indonesia bukan untuk "pansos"!

Sedang ramai diperbincangkan banyak orang film Minions terbaru, The Rise of Gru. Terutama karena para makhluk kuning nan menggemaskan itu kembali memunculkan beberapa kosakata bahasa Indonesia dalam dialognya. Di antaranya "nasi goreng", "kecap manis", dan "terima kasih".

Banyak yang menyambut dengan senang dan bangga karena "identitas" Indonesia muncul dalam salah satu animasi terpopuler di dunia. Ada juga yang menganggap biasa saja karena ini bukan kali pertama. Toh, beberapa tahun belakangan sejumlah aktor dan aktris asal Indonesia telah "go internasional" membintangi film-film buatan "barat".

Namun, muncul pula pandangan sinis tentang Minions. Sejumlah netizen beranggapan bahwa kosakata Indonesia hanya "gimmick" untuk menarik penonton dari Asia, terutama Indonesia. Minions yang berbahasa Indonesia dianggap sebagai materi "pansos" demi kepentingan komersil.

Saya agak terusik dan tertarik untuk menanggapi. Sebagai penggemar dan pembaca karya-karya Nh. Dini, sedikit terganggu dengan anggapan tentang "gimmick" dan "pansos" tersebut.

Mengapa Nh. Dini? Sebab kreator Minions, Pierre Coffin merupakan anak Nh. Dini. Salah satu novelis dan penulis besar Indonesia.

Fakta tersebut sebenarnya bisa mudah dibaca di internet. Akan tetapi mengingat netizen Indonesia hanya "melek teknologi", tapi kurang "melek informasi", hal penting semacam itu belum dipahami oleh publik. Apalagi kedekatan antara Nh. Dini dengan anaknya.

Sementara para penggemar dan pembaca setia Nh. Dini tentu mengetahui lebih banyak cerita mengenai Pierre Coffin dan ibunya yang asal Semarang. Sebab dalam beberapa tulisannya, terutama buku terakhir Nh. Dini sebelum ia wafat, diungkap banyak hal tentang "Padang" dan "Minions".

"Padang" adalah nama tengah Pierre Coffin yang sekaligus panggilan kesayangan Dini kepada putranya. Dalam tulisan-tulisan Dini, nama Padang-lah yang sering muncul dibanding Pierre. Demikian pula kakak Padang, "Marie Claire" yang punya nama Indonesia, "Lintang".

Dalam "Gunung Ungaran" Dini berulang membagikan kisah tentang Padang dan Minions. Padang  digambarkan oleh Dini sebagai putra yang baik.

Dalam bukunya itu Dini pun sedikit membocorkan bagaimana Padang bekerja sampai akhirnya Minions lahir.  Dini pernah ikut mengantre di salah satu bioskop di Semarang untuk menonton Minions. Melihat banyak orang menyukai Minions, Dini merasakan haru sekaligus bangga pada sang anak. Sementara hampir tak ada yang tahu bahwa di dalam gedung bioskop itu ada "Nenek Minions" yang ikut menonton.

Meski terpisah benua, hubungan ibu-anak tersebut tetap terjaga dan dekat. Mereka saling mengunjungi. Misalnya saat Dini menjenguk Padang dan keluarganya di Perancis. Sementara Padang menemui Dini di Bali. Bagaimana mereka menikmati pertemuan juga Dini ungkapkan dalam "Gunung Ungaran".

Saat sedang bersama, Padang masih suka mencium kening dan pipi Dini ketika berpamitan untuk berangkat bekerja. Kepada Dini pula Padang beberapa kali "curhat" karena pekerjaannya di bidang film sering membuatnya terpisah lama dengan istri dan anak.

Sampai kemudian kecelakaan di jalan tol Semarang memisahkan mereka. Tragedi pada  Desember 2018 itu merenggut nyawa Nh. Dini.

"Gunung Ungaran", diary Nh. Dini (dok.pribadi).

Padang yang terpukul berupaya segera terbang ke Indonesia. Sayangnya ia tak mendapatkan tiket keberangkatan tercepat sehingga hanya Lintang yang bisa melihat ibundanya untuk terakhir kali di Semarang.

Oleh karena itu, jika ada yang berseloroh dan bergurau bahwa Minions buatan orang Jawa karena bisa ngomong "soto" dan "kecap manis", mungkin ia belum tahu bahwa Minions memang benar dibuat oleh orang (berdarah) Jawa bernama Padang yang lahir dari ibu asal Semarang.

Dan kosakata Indonesia yang diucapkan oleh Minions bukanlah "gimmick" atau "pansos". Itu merupakan cara sang kreator untuk tetap mengingat Indonesia sekaligus merawat cintanya pada sang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun