Agresif, bertenaga, dan pantang menyerah. Apriyani Rahayu/Siti Fadia telah mengirim ucapan "salam kenal" sebagai jagoan baru dari Indonesia. Baru 3 bulan dipasangkan, "minionswati" segera menebar ancaman dan siap mengusik kemapanan para ganda putri  elit dunia.
Malaysia Open Super 750 menjadi kampanye yang megah bagi pasangan anyar Indonesia tersebut. Mengalahkan sesama pasangan muda asal Tiongkok Zhang Shu Xian/Zheng Yu lewat pertandingan ketat 3 game, Apri/Siti merengkuh podium tertinggi pada partai final yang berlangsung Minggu, 3 Juli 2022.
Kemenangan Apri/Siti di Axiata Arena tersebut sangat bersejarah. Sebab terakhir kali ganda putri Indonesia merengkuh gelar Malaysia Open terjadi pada 1967 lewat Retno Kustijah/Minarni. Butuh 55 tahun untuk menunggu sejarah itu berulang.
Salam Perkenalan
Bagi Apri/Siti juara Malaysia Open menjadi gelar world tour pertama mereka. Sekaligus menjadi salam perkenalan mereka untuk siap bersaing di level tertinggi.
Salam perkenalan perkenalan yang sebenarnya sudah mulai ditebar ketika merebut medali emas pada Sea Games di Vietnam, Mei lalu. Pada pesta olahraga se-Asean tersebut Apri/Siti berhasil mengalahkan dua ganda putri terbaik Thailand yang salah satunya merupakan pasangan peringkat 8 dunia, Jongkolphan/Rawinda.
Debut emas di Sea Games berlanjut di Indonesia Master 2022. Mereka menjejak final dan berhasil menjadi runner-up. Sepekan kemudian di level yang lebih tinggi Indonesia Open Super 1000, Apri/Siti berhasil sampai di perempat final.
Meski belum menjadi juara, saat itu Apri/Siti mengejutkan arena karena berhasil mengalahkan sejumlah pasangan mapan yang lebih tinggi peringkatnya. Termasuk ganda putri Jepang yang selama ini menjadi momok bagi ganda putri Indonesia.
Kejutan yang tidak sekadar keberuntungan. Sebab di Malaysia Open, Apri/Siti kembali menaklukkan pasangan-pasangan elit lainnya. Termasuk sang juara dunia sekaligus peringkat 1 dunia Chen Qingchen/Jia Yifan asal Tiongkok yang dibuat bertekuk lutut di perempat final.
Dengan demikian dalam rentang waktu 3 bulan Apri/Siti telah menundukkan setidaknya 6 pasangan ganda putri di jajaran 10 besar dunia. Sebuah salam perkenalan istimewa dari Apri/Siti.
Minions versi Ganda Putri?
Dua ganda terbaik Jepang, Matsu/Nagahara dan Nami/Shida yang berturut-turut dikalahkan oleh Apri/Siti menyebut bahwa permainan pasangan baru Indonesia cukup mengagetkan.
Itu benar adanya. Sebab sama-sama berusia muda dan bertenaga, Apri/Siti memang menjelma sebagai ganda putri yang lebih agresif dan cepat. Berbeda dengan gaya permainan ganda putri Indonesia yang selama ini dikenal lebih lamban dan mengandalkan reli layaknya diperlihatkan Apriyani  saat masih berpasangan dengan Greysia.
Apri/Siti juga mewarisi bakat khas pemain Indonesia yakni keterampilan menciptakan pukulan-pukulan "jahat" yang menyulitkan lawan.
Oleh karena itu, banyak penggemar bulu tangkis menjulukinya sebagai "Minionswati" alias Minions versi ganda putri. Tidak sedikit pula yang menyebut mereka bermain seperti "preman" karena penampilannya yang "tomboy" dan gemar melancarkan pukulan kencang secara beruntun.
Kemunculan Apri/Siti yang dengan cepat mengusik kemapanan ganda putri dunia sekilas memang mirip dengan lesatan yang dibuat oleh The Minions pada awal kemunculannya beberapa tahun lalu. Markus/Kevin segera mendominasi arena ganda putra pada tahun keduanya berpasangan. Satu demi satu pasangan elit saat itu ditaklukkan sampai akhirnya peringkat satu dunia berhasil dikuasai The Minions hingga detik ini.
Apri/Siti tentu tak mesti menjadi serupa dengan Markus/Kevin. Mereka punya potensi  dan kekuatan istimewa tersendiri.
Tekanan Besar
Mengingat persaingan bulu tangkis dunia yang semakin ketat, konsistensi Apri/Siti sebagai jagoan baru ganda putri Indonesia masih harus dibuktikan dan diuji terus menerus.
Saat ini Apri/Siti memang memiliki keuntungan karena gaya bermainnya belum terlalu dikenal oleh para lawan. Meski sebelumnya sudah eksis bersama pasangan masing-masing, tapi kombinasi baru Apri/Siti telah menciptakan gaya permainan yang sama sekali berbeda.
Namun, keberhasilan Apri/Siti menjuarai Malaysia Open serta sebelumnya mengalahkan banyak pasangan elit dunia membuat mereka segera menjadi incaran banyak pemain dan pelatih dari negara-negara lain.
Tantangan berat  mesti diterima Apri/Siti pada turnamen-turnamen berikutnya. Sebab peringkat dunia mereka yang masih berbilang 70-an membuat mereka harus menghadapi pemain-pemain unggulan sejak babak-babak awal.
Tekanan dari pecinta bulu tangkis Indonesia juga semakin besar. Bahkan, sangat besar.Â
Suka atau tidak suka harapan publik yang telah melambung seusai Malaysia Open menempatkan Apri/Siti sebagai tumpuan baru untuk meraih gelar-gelar lainnya. Sekali menjadi juara, Apri/Siti seolah dituntut untuk terus berprestasi layaknya tuntutan yang harus dihadapi oleh Markus/Kevin selama beberapa tahun belakangan.Â
Tekanan, tuntutan, dan harapan yang besar tersebut bisa menjadi motivasi sekaligus beban. Untungnya dalam beberapa pertandingan yang sulit, Apri/Siti telah memperlihatkan respon dan ketahanan yang mumpuni. Baik secara fisik maupun mental.
Secara mental, ketahanan pasangan ini banyak ditopang oleh kematangan Apriyani. Ia tampaknya telah mewarisi etos bertanding dari Greysia sekaligus jiwa pantang menyerah seorang Olimpian. Itu tampak jelas pada final Malaysia Open pekan lalu.
Saat Siti membuat banyak kegagalan di depan net dan mereka beberapa kali tertinggal, Apri memberikan dukungan terbaik sehingga mereka berhasil keluar dari tekanan lalu menjadi juara.
Kualitas tersebut, apakah merupakan sinyal jawaban dari Apri/Siti bahwa mereka siap menerima tantangan dan peran sebagai jagoan baru bulu tangkis Indonesia?Â
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H