Kelima, menciptakan filosofi baru dalam sepakbola kekinian. Di bawah kepemimpinan Pak Iwan Bule, sepakbola Indonesia membuktikan bisa berprestasi meski tidak memiliki fasilitas latihan memadai.
Ketiadaan pusat pembinaan pemain muda ternyata bukan masalah bagi timnas Indonesia. Sebab kekurangan tersebut bisa ditutupi secara sempurna lewat kepemimpinan yang kuat. Ketika ketua federasi rajin menyapa para pemain, kualitas permainan timnas pun bisa meningkat. Asalkan ketua federasinya eksis di media sosial, timnas pun akan eksis dengan sendirinya.
Inilah filosofi sepakbola baru yang patut diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahwa filosofi sepakbola modern yang dianut oleh negara-negara barat ternyata kurang relevan lagi. Untuk apa menghabiskan banyak dana guna membangun fasilitas? Sepakbola Indonesia di bawah kepemimpinan beliau sudah membuktikan bahwa dengan fasilitas yang kurang pun tetap bisa menjadi runner up Piala AFF, meraih perunggu Sea Games dan mengalahkan Kuwait.
Dengan segala prestasi dan pencapaian cemerlang tersebut, agaknya Pak Iwan Bule terlalu hebat untuk sepakbola Indonesia.
Sekarang mungkin para eksekutif FIFA yang berkantor di Swiss sedang menggelar rapat diam-diam untuk mengganti presiden FIFA setelah melihat kemajuan pesat yang ditorehkan oleh federasi sepakbola Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H