Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menu Favorit Buka Puasa: Nasi Kotak dari Masjid

19 April 2022   14:38 Diperbarui: 19 April 2022   14:42 2914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi, ayam goreng, dan tempe goreng. Sudah pasti ada sambal dan sedikit lalapan. Komposisi yang nyaris tak pernah gagal. Saya mendapatkannya saat hendak meninggalkan masjid usai salat maghrib pada Selasa (12/4/2021). Seorang petugas takmir yang memberikannya di pintu keluar. Rupanya itu "jatah" buka bersama untuk jamaah. Saya yang datang salat maghrib agak terlambat ternyata tetap mendapatkan jatah tersebut.

Tentu saya tak menolaknya. Pulang membawa nasi kotak merupakan salah satu rezeki yang patut syukuri. Tak boleh diingkari, apalagi ditolak.

Beberapa jamaah tampak langsung menikmati nasi kotak itu di serambi dan halaman masjid. Saya bisa merasakan nikmatnya cara berbuka seperti demikian. Walau demikian saya memilih  menyantap nasi kotak itu di rumah usai salat tarawih.

Membagikan makanan untuk berbuka puasa sudah menjadi tradisi dan agenda rutin sejumlah masjid saat bulan Ramadan. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang hanya berupa takjil makanan ringan dan minuman. Ada yang berupa makanan berat seperti nasi kotak atau nasi bungkus. Ada pula yang menyediakan takjil dan makanan berat sekaligus.

Cara pembagiannya juga berbeda-beda. Berdasarkan pengalaman, beberapa masjid mempersilakan dan  memfasilitasi buka bersama. Biasanya makanan berbuka sudah  disediakan dan diberikan sebelum salat maghrib. Biasanya masjid seperti ini mengadakan ceramah kajian lebih dulu. Kemudian saat tiba waktu berbuka, jamaah akan membatalkan puasa secara bersama-sama.

Namun, ada pula masjid yang membagikan makanan atau takjil sesudah salat magrib. Makanan baru diberikan saat jamaah hendak meninggalkan masjid. Kadang petugas takmir yang membagikannya. Sering pula makanan dan minuman ditata di atas meja untuk diambil sendiri oleh jamaah.

Apapun caranya, selagi baik dan tertib, pemberian makanan atau takjil untuk berbuka puasa yang dilakukan oleh beberapa masjid sepanjang Ramadan merupakan berkah bagi masyarakat.

Di Yogyakarta, terutama di sekitar kampus UGM, bahkan ada semacam informasi turun temurun dari mulut ke mulut tentang daftar masjid yang menyediakan takjil atau makanan untuk berbuka. Sudah jelas ini kabar baik bagi warga kampus, terutama mahasiswa dan penghuni kos. Sebab mereka bisa menikmati makanan untuk berbuka secara cuma-cuma. Pengeluaran pun bisa dihemat.

Tak heran jika sebelum pandemi Covid-19, setiap menjelang waktu berbuka masjid-masjid di sekitar kampus UGM selalu ramai oleh warga kampus dan masyarakat umum. Ambil contoh Masjid Kampus (maskam) UGM yang jadi pusat kegiatan Ramadan di Kampus (RDK). Meski di sekitar maskam ada banyak penjual makanan dan minuman, tapi takjil dan makanan untuk berbuka juga disediakan oleh panitia RDK. Pada hari-hari tertentu karena RDK biasanya disokong oleh sejumlah sponsor, masyarakat pun bisa mendapatkan sampel produk sponsor. Misalnya minuman ion, teh botol, dan makanan kekinian.

Masjid At Taqwa Swakarya di utara kampus UGM juga jadi favorit mahasiswa dan masyarakat umum saat Ramadan. Meski masjidnya tidak terlalu besar dan berada di tengah pemukiman, tapi selalu ada takjil atau makanan yang disediakan bagi para jamaah untuk berbuka puasa.

Santapan buka puasa dari masjid (dok.pribadi).
Santapan buka puasa dari masjid (dok.pribadi).

Begitu pula Masjid Rumah Sakit Dr. Sardjito di bagian belakang rumah sakit. Meski jamaahnya didominasi pegawai RS dan keluarga pasien, tapi masyarakat umum juga mudah mengaksesnya untuk salat dan berbuka.

Dulu pernah ada momen  saya hampir 2 minggu selalu salat magrib dan tarawih di masjid ini ketika Ramadan. Setelah salat magrib, jamaah dipersilakan mengambil sendiri nasi kotak atau nasi bungkus yang disediakan di dekat pintu masuk. Kadang, petugas takmir pun membagikannya. Menu berbuka di masjid rumah sakit ini pun terbilang istimewa. Pernah saya dapati gudeg & telur, sate ayam, ayam goreng, dan pecel lele.

Kini saat pandemi Covid-19 melandai dan aktivitas masyarakat semakin longgar, kegiatan buka bersama dan pembagian makanan di masjid-masjid kembali menjadi pemandangan khas. Kembali dijumpai para jamaah yang berbuka bersama di teras dan halaman masjid. Begitu pula jamaah yang pulang membawa "buah tangan" berupa nasi kotak atau nasi bungkus. Termasuk saya yang selama Ramadan tahun ini sudah 4 kali berbuka dengan nasi kotak dari masjid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun