Bersyukur, Ramadan mengingatkan saya untuk kembali memperhatikan kondisi buku-buku itu. Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk mengatur ulang dan merapikan susunan buku di kamar depan. Jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi isi raknya sudah lumayan berantakan. Buku-buku dengan jenis yang berbeda tercampur di sana.
Rasanya waktu  setengah sampai satu jam sebelum berbuka cukup untuk mengembalikan buku-buku di kamar sesuai susunannya semula. Maka ngabuburit kali ini di rumah saja. Urusan mencari menu berbuka tak terlalu rumit karena selera lidah saya lumayan sederhana.
Pertama-tama yang saya lakukan ialah mengumpulkan novel dari penulis favorit saya, yakni Mira W, Nh Dini, dan Marga T. Novel-novel mereka mestinya ada di dalam kamar depan. Namun, selama ini ada beberapa judul yang terpajang di ruang tengah.
Sama halnya dengan koleksi buku-buku sejarah seri Tempo-KPG. Semula saya mengumpulkannya jadi satu. Akan tetapi kenyataannya ada yang tertinggal di dalam tas, di ruang tengah, dan di kamar belakang.
Setelah semua buku terkumpul, saya mulai membersihkannya dengan lap kering. Beberapa buku halamannya saya buka agar debu di dalamnya keluar.
Sambil membersihkan satu demi satu buku, saya mengingat-ngingat lagi judul demi judulnya. Terutama novel karya Mira W, Nh Dini, dan Marga T. Jangan sampai ada yang hilang karena banyak di antara novel itu sudah sulit ditemukan dan tidak dicetak lagi.
Selain itu sampul karya ketiga nama tersebut juga terbilang unik dan khas. Saya suka dengan sampul bunga dari Mira W. Senang pula melihat lukisan-lukisan yang dijadikan sampul novel Marga T.
Beberapa buku yang masih tersegel juga saya bersihkan. Meski belum sempat terbaca, buku-buku itu saya gabungkan di rak kamar depan. Saya meletakkannya di bagian paling atas agar mudah terlihat. Harapannya saya tidak lupa untuk segera membacanya. Apalagi biografi Mohammad Hatta yang lumayan membuat saya penasaran.
Buku-buku yang telah dibersihkan selanjutnya saya atur menurut jenisnya. Ditata menempati setiap rak hingga susunannya kembali rapi seperti sedia kala.
Melihat susunan buku yang teratur dan bersih, "mood" membaca pun terangkat. Mungkin Ramadan ini saatnya saya membuka segel biografi Hatta "Untuk Negeriku" atau mulai membaca "My Story" Steven Gerrard.
Ngabuburit merapikan dan membersihkan buku memang sebaiknya disempurnakan sambil membacanya juga.