Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Roti Gembong, Primadona Baru Takjil Buka Puasa

10 April 2022   12:36 Diperbarui: 13 April 2022   16:10 2887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti Gembong (dok.pribadi).

Melihat bentuknya tidak salah menganggapnya sebagai roti isi. Boleh juga disebut sebagai roti sobek. Sebab memang roti ini bisa diberi aneka isian lumer di dalamnya. Sementara bentuknya mirip sekali roti sobek.

Sekilas standar saja dan tak ada yang istimewa. Kita sudah biasa menjumpai roti semacam ini dengan mudah di toko-toko roti, minimarket, swalayan, bahkan warung-warung penjual cemilan.

Dulu ekspektasi saya sebelum mencicipinya pertama kali pun tidak terlampau tinggi. Ketika melihat gerainya lumayan ramai, saya menduga itu roti artis yang rasanya tidak sementereng potretnya di instagram.

Namun, saya keliru. Selain bukan roti artis, ternyata rasanya cukup enak. Kesan pertama yang membuat saya kembali untuk kedua kalinya dan seterusnya hingga sekarang lumayan sering saya membelinya.

Roti Gembong, inilah penguasa jagad kuliner roti di Yogyakarta dan Jawa Tengah sekarang. Jenis roti yang konon berasal dari Kalimantan, tapi melambung namanya di Yogyakarta dengan banyak gerainya di sejumlah sudut kota. Kemudian menyebar ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan berbagai kota di daerah lain.

Saya menyebut Roti Gembong sebagai anomali yang ajaib. Sebab beberapa tahun lalu nama Roti Gembong masih belum terdengar sama sekali di Yogyakarta. Lalu muncul dan langsung menciptakan anomali sekaligus keajaiban. Yakni melejit saat pandemi Covid-19 baru mulai menyerang. Ketika sektor usaha kuliner tercekam dan banyak yang gulung tikar, Roti Gembong justru sebaliknya.

Dalam 2 tahun Roti Gembong berhasil meracuni penglihatan dan ingatan banyak orang. Bahkan, salah satu cabang Roti Gembong di Yogyakarta percaya diri mengambil lokasi di "kawasan mahal" yang membuatnya head to head secara langsung dengan gerai kue artis, bakpia kekinian, bakery terkenal, hingga restoran donat di dekatnya. Melaju pelan karena kemacetan di Jalan Kaliurang dan Gejayan, pandangan sulit untuk tidak melihat gerai Roti Gembong di pinggir jalan.


Memang Yogyakarta masih kota gudeg. Masih valid pula disebut sebagai kota bakpia. Tapi sekarang sebaiknya kita mulai membiasakan pula untuk memanggil Yogyakarta sebagai "Markas Roti Gembong".

Paling tidak ada 3 merek Roti Gembong yang cukup terkenal bercokol di Yogyakarta. Walau salah satunya berasal dari Magelang, tapi gerainya  terlanjur identik dengan daerah istimewa ini.

Roti Gembong seolah menjadi jawaban atas doa banyak orang yang menginginkan kudapan roti yang enak, murah, dan bisa diterima oleh lidah dengan selera yang bermacam-macam.

Cukup dengan belasan ribu rupiah satu kotak Roti Gembong bisa didapatkan. Tentu harganya menyesuaikan isiannya. Roti Gembong dengan dua isian rasa akan lebih mahal dibanding jika hanya memilih satu isian. Isian premium juga beda harganya dengan isian biasa.

Dihadapkan pada banyak pilihan isian rasa, saya memilih yang paling aman. Roti Gembong isi coklat atau meses coklat jadi kesukaan saya. Rasanya di lidah tidak neko-neko. Ringan sebagai cemilan, cocok pula untuk mengganjal perut.

Karena mudah didapatkan dan tidak butuh waktu lama untuk memesannya, Roti Gembong cocok sebagai bekal dalam perjalanan. Pada Ramadan mampir membeli Roti Gembong juga banyak dilakukan oleh orang-orang saat pulang menjelang berbuka.

Apalagi harga gorengan yang naik seiring melonjaknya harga minyak goreng, banyak orang akhirnya mengalihkan pilihan takjil pada Roti Gembong. Bisa pula menjadikannya sebagai buah tangan untuk acara buka puasa bersama, pengajian, maupun kegiatan berbagi takjil.

Roti Gembong memang cocok sebagai takjil berbuka puasa. Tekstur rotinya yang lembut, tapi tidak terlalu padat, membuat Roti Gembong asyik dinikmati tanpa lekas membuat seret kerongkongan.

Bagi saya yang makannya tidak terlalu banyak, beberapa potong Roti Gembong cukup untuk mengawali buka puasa. Disandingkan dengan segelas teh manis hangat dan kurma, perut bisa aman sampai tarawih.


Seperti beberapa hari lalu saat memesan dua kotak Roti Gembong untuk berbuka lewat aplikasi pesan antar makanan. Keduanya dengan isian meses coklat. Satu kotak untuk saya, satu kotak lainnya saya persilakan untuk dibawa pulang oleh driver yang mengantar. Barangkali ia pun sedang berpuasa dan Roti Gembong bisa menjadi takjil baginya.

Mungkin ia akan menikmatinya bersama driver lain di tempat mereka biasa berkumpul saat berbuka. Salah satu cara paling benar menikmati Roti Gembong memang dengan membaginya bersama orang-orang terdekat.

Atau mungkin ia akan membawanya sebagai oleh-oleh untuk anaknya di rumah. Seperti saya yang menyukai roti dengan isi meses coklat, semoga anak beliau pun suka.

Selamat menanti waktu berbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun