Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Akan "Balas" Jokowi dengan Parade Pembalap Formula E?

17 Maret 2022   08:33 Diperbarui: 17 Maret 2022   08:36 2424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali ini yang namanya adu gengsi, adu harga diri, sekaligus saling sindir dan saling balas pesan politik tingkat tinggi. Meski dilakukan secara halus dan tak langsung tersurat, tapi yang tersirat tak bisa ditutupi.

Pada 14 Maret 2022 Gubernur Jakarta, Anies Baswedan hadir di Ibu Kota Nusantara. Membawa segepok tanah, ia menyindir dua nama. Yakni Presiden Joko Widodo dan Ahok, dua pendahulunya di Jakarta.

Tanah dari Kampung Akuarium yang diberikan Anies kepada Jokowi di IKN tersebut merangkum dua ketidaksenangan Anies.

Pertama, tentang ketidaksenangannya atas pemindahan ibukota. Anies merasa gengsi dan kebanggaanya sebagai pemimpin ibu kota negara terlucuti. Sebab Jokowi memindahkan ibu kota pada saat Anies sedang menjabat gubernur Jakarta.  Sementara enjadi gubernur Jakarta merupakan pelarian sekaligus jalan terbaik untuk tetap menjaga ambisi politiknya ke depan.

Maka keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota pbagaikan pukulan telak kedua yang harus diterima Anies setelah diberhentikan sebagai menteri. Apalagi menurut sejumlah analisis salah satu faktor pemindahan ibu kota dilakukan secara cepat ialah karena rendahnya komitmen Anies untuk bekerjasama dengan pemerintah pusat dalam membenahi masalah pokok Jakarta yang tak kunjung membuahkan hasil signifikan.

Kedua, tanah Kampug Akuarium merupakan simbol dari pertarungan gengsi dan kebijakan antara Anies dan Ahok. Ketidaksenangan Anies pada Ahok sudah lama tak bisa ditutupi. Sejak menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Anies banyak mengambil kebijakan yang tidak hanya berlainan dengan pendahulunya, tapi juga berusaha mengaburkan satu demi satu legacy Ahok.

Kampung Akuarium merupakan salah satu manifestasi paling nyata dari pendekatan Anies dalam memimpin Jakarta sekaligus caranya mengeliminasi jejak-jejak pendahulunya. Di sana Anies mengusung slogan keberpihakan yang menjadi andalannya saat mengalahkan Ahok pada pilkada. Digusur oleh Ahok, kampung kemudian dibangun lagi oleh Anies.

Lantas apa kaitannya Kampung Akuarium dengan Jokowi? Tentu saja ada. Sebab banyak kebijakan Ahok semasa menjabat sebagai gubernur Jakarta mendapat dukungan langsung dari Jokowi. Ahok merupakan salah satu orang yang paling diandalkan dan dipercaya oleh Jokowi untuk banyak hal di Jakarta.

Maka dari itu membawa tanah dari Kampung Akuarium untuk diserahkan kepada Jokowi di Ibu kota Nusantara merupakan cara Anies untuk kembali menunjukkan ketidaksenangannya pada Ahok sekaligus menyindir Presiden Jokowi. Anies seolah hendak berkata: "Ini tanah dari kampung bermasalah yang digusur oleh teman baik Bapak yang dulu Bapak dukung untuk membangun Jakarta. Teman Bapak yang berhasil saya kalahkan".

Sudah barang tentu Presiden Jokowi paham sindiran tersirat semacam itu. Sebab sebagai orang Jawa, Presiden Jokowi juga sering menggunakan bahasa simbol dalam banyak kesempatan, termasuk saat menyampaikan kebijakan dan memutuskan langkah-langkah politiknya.

Tidak sulit bagi Jokowi untuk menangkap sindiran Anies lewat tanah dari Kampung Akuarium. Jokowi tidak hanya peka. Ia juga paham langkah apa yang perlu ia lakukan untuk menjawab sindiran Anies.

Momentumnya datang tanpa menunggu lama. Hanya dua hari berselang setelah pulang dari Nusantara, Jokowi menggelar parade pembalap MotoGP. Meski kegiatan parade ini sudah direncanakan sejak lama, tapi Jokowi cerdik menjadikannya sebagai medium untuk mengirim pesan balasan pada Anies Baswedan.

Bukankah aneh Gubernur Jakarta tidak hadir atau malah tidak diundang ke parade bergengsi penuh sejarah yang mengambil jalanan Jakarta sebagai panggungnya?

Memang MotoGP tidak berlangsung di Jakarta sehingga sejumlah pihak menganggap wajar jika Gubernur Jakarta tidak harus secara eksklusif muncul dalam parade.

Jokowi bersama pembalap MotoGP dan lainnya (foto: presidenri.go.id).
Jokowi bersama pembalap MotoGP dan lainnya (foto: presidenri.go.id).
Namun, mari selami lebih dalam bahasa simbol yang hendak disampaikan Jokowi. Tidakboleh dilupakan bahwa Anies dan Jakarta juga sedang memiliki agenda ambisius berupa balapan Formula E. Balapan mobil listrik ini sejak tahap rencana hingga pembangunan sirkuitnya sekarang telah mencerminkan ketidakharmonisan antara Anies dengan pemerintah pusat.

Mulai dari penebangan pohon di area Monas hingga pembatalan lokasi balapan karena terbentur izin dari pemerintah pusat. Lalu merembet ke masalah anggaran yang dianggap tidak transparan hingga penentuan pemenang lelang pembangunan sirkuit yang diwarnai adu argumen dan saling kritik antara pendukung Anies dan Jokowi.

Jangan abaikan pula saling serang antara pendukung Moto GP dan Formula E yang setiap hari menghiasi kolom komentar pemberitaan seputar dua balapan tersebut. Misalnya, pendukung MotoGP menyindir balapan Formula E sebagai balapan tamiya. Sementara pendukung Formula E memandang sinis MotoGP dengan menjelek-jelekkan sirkuit Mandalika yang dianggap belum layak untuk digunakan karena aspalnya jelek, tanahnya berlumpur, dan sebagainya.

Sulit untuk membantah bahwa saling kritik antar tersebut hanya murni antusiasme antar penggemar dua jenis balapan. Faktanya riuh seputar MotoGP dan Formula E di media sosial banyak melibatkan percakapan politik bernuansa ketidaksenangan baik terhadap Presiden Jokowi mapun Anies.

Maka dari itu, parade MotoGP di jalanan Jakarta yang tidak menghadirkan gubernur pemimpin wilayah merupakan bahasa simbol yang digunakan Jokowi untuk membalas sindiran Anies. Presiden Jokowi seakan ingin berkata: "Pak Anies, balapan MotoGP sebentar lagi berlangsung. Ini para pembalapnya sedang di Jakarta. Mohon izin lewat. Apa kabar dengan persiapan Formula E? Semoga lancar ya".

Anies pasti tahu soal parade pembalap MotoGP yang melintas di wilayahnya. Ia juga paham maksud Presiden Jokowi. Oleh karenanya tidak berlebihan jika kita berpikir bahwa Anies tidak akan diam.

Ia pasti sedang memikirkan jawaban untuk membalas pesan Presiden Jokowi. Anies bersama para penasihatnya mungkin mulai menyiapkan rencana untuk menggelar parade pembalap Formula E.

Mungkin para pembalap Formula E akan diajak untuk mengunjungi tempat-tempat yang dibangun oleh Anies. Bukan hal yang mengagetkan jika nanti para pembalap Formula E akan disambut di Balaikota Jakarta dan berfoto bersama Anies. Lalu jangan heran jika para pembalap Formula E digiring pula ke Jakarta International Stadium untuk bermain bola atau joging di dalamnya.

Di sanalah Anies akan kembali membalas pesan sindiran Jokowi. Momentum Formula E dan JIS akan digunakan oleh Anies untuk mengatakan pada masyarakat: "Inilah dua karya persembahan untuk Jakarta yang tidak bisa diwujudkan oleh dua gubernur sebelum saya".

Atau Anies akan  lebih berani dengan mengajak para pembalap Formula E datang sowan ke Istana Jokowi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun