Barangkali ini yang namanya adu gengsi, adu harga diri, sekaligus saling sindir dan saling balas pesan politik tingkat tinggi. Meski dilakukan secara halus dan tak langsung tersurat, tapi yang tersirat tak bisa ditutupi.
Pada 14 Maret 2022 Gubernur Jakarta, Anies Baswedan hadir di Ibu Kota Nusantara. Membawa segepok tanah, ia menyindir dua nama. Yakni Presiden Joko Widodo dan Ahok, dua pendahulunya di Jakarta.
Tanah dari Kampung Akuarium yang diberikan Anies kepada Jokowi di IKN tersebut merangkum dua ketidaksenangan Anies.
Pertama, tentang ketidaksenangannya atas pemindahan ibukota. Anies merasa gengsi dan kebanggaanya sebagai pemimpin ibu kota negara terlucuti. Sebab Jokowi memindahkan ibu kota pada saat Anies sedang menjabat gubernur Jakarta. Â Sementara enjadi gubernur Jakarta merupakan pelarian sekaligus jalan terbaik untuk tetap menjaga ambisi politiknya ke depan.
Maka keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota pbagaikan pukulan telak kedua yang harus diterima Anies setelah diberhentikan sebagai menteri. Apalagi menurut sejumlah analisis salah satu faktor pemindahan ibu kota dilakukan secara cepat ialah karena rendahnya komitmen Anies untuk bekerjasama dengan pemerintah pusat dalam membenahi masalah pokok Jakarta yang tak kunjung membuahkan hasil signifikan.
Kedua, tanah Kampug Akuarium merupakan simbol dari pertarungan gengsi dan kebijakan antara Anies dan Ahok. Ketidaksenangan Anies pada Ahok sudah lama tak bisa ditutupi. Sejak menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Anies banyak mengambil kebijakan yang tidak hanya berlainan dengan pendahulunya, tapi juga berusaha mengaburkan satu demi satu legacy Ahok.
Kampung Akuarium merupakan salah satu manifestasi paling nyata dari pendekatan Anies dalam memimpin Jakarta sekaligus caranya mengeliminasi jejak-jejak pendahulunya. Di sana Anies mengusung slogan keberpihakan yang menjadi andalannya saat mengalahkan Ahok pada pilkada. Digusur oleh Ahok, kampung kemudian dibangun lagi oleh Anies.
Lantas apa kaitannya Kampung Akuarium dengan Jokowi? Tentu saja ada. Sebab banyak kebijakan Ahok semasa menjabat sebagai gubernur Jakarta mendapat dukungan langsung dari Jokowi. Ahok merupakan salah satu orang yang paling diandalkan dan dipercaya oleh Jokowi untuk banyak hal di Jakarta.
Maka dari itu membawa tanah dari Kampung Akuarium untuk diserahkan kepada Jokowi di Ibu kota Nusantara merupakan cara Anies untuk kembali menunjukkan ketidaksenangannya pada Ahok sekaligus menyindir Presiden Jokowi. Anies seolah hendak berkata: "Ini tanah dari kampung bermasalah yang digusur oleh teman baik Bapak yang dulu Bapak dukung untuk membangun Jakarta. Teman Bapak yang berhasil saya kalahkan".
Sudah barang tentu Presiden Jokowi paham sindiran tersirat semacam itu. Sebab sebagai orang Jawa, Presiden Jokowi juga sering menggunakan bahasa simbol dalam banyak kesempatan, termasuk saat menyampaikan kebijakan dan memutuskan langkah-langkah politiknya.