Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengatur Isi dan Posisi Perabot Rumah untuk Memitigasi Gempa

17 Januari 2022   09:02 Diperbarui: 17 Januari 2022   15:45 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah rusak di Pandeglang akibat gempa bumi pada 14/1/2022 (foto: Pusdalops BNPB).

Banyaknya rumah penduduk yang rusak menjadi isyarat lemahnya mitigasi bencana dari aspek kesiapan konstruksi bangunan. Padahal, potensi gempa bermagnitudo 8-9 terdeteksi di Selatan Jawa yang bisa menjalar ke Selat Sunda.

Jika gempa bermagnitudo 6 saja mampu menimbulkan kerusakan besar dan memicu kepanikan masyarakat, bisa diperkirakan efek gempa bermagnitudo 8-9 jika benar-benar terjadi. Tentu tanpa mitigasi konstruksi bangunan, kerusakan dan korban akibat gempa yang lebih besar tidak bisa dihindarkan.

Masalahnya, haruskah meminta masyarakat untuk membongkar dan merenovasi tempat tinggalnya agar lebih tahan gempa? Sanggupkah pemerintah merelokasi semua pemukiman yang ternyata berada di atas "urat nadi gempa"?

Di sinilah pentingnya mitigasi gempa ditekankan secara terus menerus di tengah masyarakat yang "terlanjur" mendiami rumah-rumah yang kurang berstandar tahan gempa atau di daerah rawan gempa. 

Bukan berarti menyederhanakan masalah dan mengecilkan potensi bahaya, tapi mitigasi untuk mengurangi risiko jatuhnya korban juga perlu disertai langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan dengan mudah oleh setiap orang di tempat tinggalnya.

Alangkah baiknya penekanan tentang konstruksi rumah tahan gempa disertai edukasi mengenai pengaturan jenis, posisi dan susunan perabot-perabot yang mengisi rumah. Sebab memitigasi gempa dimulai dari rumah tidak cukup dengan memperhatikan bangunannya saja. Keberadaan benda-benda di dalam rumah juga menyumbang faktor risiko.

Meletakkan terlalu banyak perabot di sekitar pintu bisa menghambat upaya penyelamatan diri saat penghuninya harus segera keluar rumah ketika gempa terjadi. Oleh karena itu, kebiasaan dan keinginan menaruh meja dan banyak perabotan di dekat pintu kamar, pintu rumah, atau di sekitar tangga perlu disesuaikan ulang.

Meski penempatan perabotan seperti meja, patung, dan vas di sekitar pintu atau tangga bisa mempercantik ruangan, kemudahan akses keluar dari ruangan atau rumah tidak boleh dikorbankan. Aturlah posisi perabotan di dalam rumah agar tetap tersedia "jalan keluar" yang mudah untuk menyelamatkan diri ketika ada bahaya.

Berdasarkan prinsip tersebut, sebaiknya juga tidak memarkir kendaraan seperti sepeda motor di muka pintu. Kecuali tidak ada pilihan ruangan atau bagian lain di rumah yang bisa digunakan untuk meletakkan kendaraan.

Kebiasaan memasang rak bertingkat pada dinding di atas tempat tidur juga berisiko. Jika harus meletakkan lemari besar di dekat tempat tidur, pastikan tidak menjejali bagian atas lemari dengan benda-benda yang besar atau berat. 

Sebaiknya pula tidak memasang terlalu banyak lampu gantung di dalam rumah. Sebab jika terjadi gempa, banyak perabotan di ketinggian tersebut bisa berjatuhan dan membahayakan manusia di bawahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun