Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Anak-anak Indonesia Bercita-cita Jadi Seperti Rachel Vennya

15 Desember 2021   08:48 Diperbarui: 15 Desember 2021   08:57 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebgram Rachel Vennya (dok.pribadi).

Pertanyaan yang jitu. Banyak tangan segera terangkat ke atas. Sang guru yang melihat pemandangan di depan matanya sedikit lega, tapi juga cemas. Ia putuskan mendengar lebih banyak lagi dari para murid yang mengangkat tangannya. Mengapa mereka ingin menjadi selegram.

Murid pertama menjawab karena selebgram banyak uangnya. Seorang temannya menambahkan kalau selebgram kerjanya enak, foto-foto, jalan-jalan, dan liburan. Murid berikutnya mengaku ingin dapat banyak endorse agar tak perlu keluar banyak uang untuk belanja barang-barang. Sedangkan murid lain ingin menjadi selebram agar bisa terkenal dan berteman dengan artis dan pejabat. Kalau sudah terkenal bisa melakukan apa saja.

Sang guru tak menyanggah jawaban para murid. Dalam hati ia pun mengamini keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki selebgram. Oleh karena itu, dilanjutkan lagi pertanyaan berikutnya.

"Kalau selebgram, mau jadi seperti siapa?"

Kelas semakin gaduh. Semua berebut menjawab dan menyebut nama yang sama. "Rachel Vennya!".

Sang guru semakin terkejut. Namun, kembali ia ingin mendengar alasan para murid.

Kata satu murid, ia ingin jadi manusia kuat seperti Rachel Vennya. Manusia biasa yang kekuatannya bisa menaklukan hukum dan negara. Meski pelanggaran hukum yang dibuatnya termasuk kategori sangat berbahaya di masa pandemi, tapi Rachel Vennya punya kekuataan lebih dari yang diduga. Murid lainnya tak mau kalah memuji idolanya. Katanya tante Rachel Vennya selain cantik, juga punya sopan santun. Kesopanannya paripurna sehingga siapapun akan luluh melihatnya. Buktinya berkat kesopanannya yang luar biasa, ia diistimewakan di depan hukum. Berkat sopan santun, perbuatan menyuap petugas dan kabur dari karantina diampuni begitu saja.

Murid berikutnya juga mengidolai Rachel Vennya karena kesopanannya. Katanya sopan santun sangat penting karena sesuai dengan Pancasila. Sedangkan murid sebelahnya berkata bahwa kesopanan di atas segalanya. Orang boleh berbuat nakal dan jahat, asal sopan di pengadilan maka ia akan dimudahkan jalan kebebasannya.

Sang guru lagi-lagi tak membantah semua itu meski ia sangat ingin berkata banyak kepada para murid. Apa mau dikata. Fakta yang tampak memang terlalu jelas untuk ditutupi.

Walau demikian ia sedikit lega karena ada satu murid yang ternyata tidak ikut mengangkat tangan, yakni si juara kelas. Artinya ia tak tertarik menjadi seperti Rachel Vennya. Kepadanya sang guru bertanya tentang cita-cita.

Ternyata satu murid ini ingin menjadi hakim. Alasannya agar mudah memaafkan dan mengampuni sesama. Memaafkan merupakan perbuatan terpuji dan menjadi pemaaf berarti berhati luas. Seperti yang dicontohkan di Indonesia. Banyak hakim yang pemaaf. Mereka mudah memaafkan para koruptor dan juga memaafkan Rachel Vennya.

Semoga semua ini tak pernah terjadi di kelas manapun di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun