"Ya sudah. Kalau jadi polisi, siapa yang mau?"Â Kali ini sang guru yakin pertanyaannya akan bisa memancing para murid. Apalagi ada beberapa murid di kelas itu yang orang tuanya berprofesi sebagai polisi. Sudah barang tentu mereka ingin jadi seperti orang tuanya.
Namun dugaannya keliru lagi. Kelas tetap sunyi. Beberapa hanya murid saling sikut dan berbisik. Setengah tidak percaya, sang guru pun mengulang pertanyaan yang sama.
"Jadi polisi? Bener nggak ada yang mau??"
Ternyata memang tak ada. Bahkan, murid yang orang tuanya seorang polisi pun tidak mengangkat tangannya. Ia menunduk seolah tak ingin wajahnya terlihat.
Apa gerangan yang terjadi? Padahal polisi sangat populer di mata anak-anak. Polisi terlihat di mana saja. Bahkan, setiap pagi ada beberapa polisi yang membantu mengatur lalu lintas di depan sekolah.
Di TV mereka juga menonton tayangan polisi yang menangkap para pengedar narkoba, pemabuk dan pebalap liar. Beberapa waktu lalu mereka mungkin juga menonton kegagahan polisi yang menggeledah ponsel seorang warga.
Pendek kata, polisi merupakan gambaran ideal tentang kegagahan dan keberanian. Siapa yang tidak ingin dipandang gagah dan berani?
Namun, ternyata tidak ada satupun murid yang berpikir untuk menjadi polisi. Mungkin karena akhir-akhir ini mereka tahu semakin banyak oknum yang telah mencoreng citra polisi. Para oknum telah melunturkan kepercayaan dan kekaguman orang pada sosok polisi.
Bukannya terlihat gagah dan berani, polisi justru tampak sewenang-wenang dan ugalan-ugalan. Mereka yang ada terlibat penyuapan, peredaran narkoba, Â pungli, pencabulan, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya. Polisi juga kurang sigap melayani masyarakat. Padahal, slogan mereka ialah "mengayomi dan melayani masyarakat". Nyatanya mereka baru bertindak gesit saat peristiwanya sudah viral.
Agaknya itu membuat anak-anak kurang tertarik lagi menjadi polisi. Takut ikut kena getahnya kalau ada kolega yang ketahuan menjadi oknum dan diviralkan.
Sang guru terlihat resah. Walau demikian ia tak putus asa. Dengan cepat ia mengajukan pertanyaan baru.
"Kalau yang cita-citanya jadi selebgram?"