Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diari Isoman: Menerima "Endorse" Covid-19 dengan Lapang Dada

7 Agustus 2021   18:51 Diperbarui: 14 Agustus 2021   07:48 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada jeda waktu yang lumayan lebar dari siang itu sampai petugas layanan homecare datang. Kurang lebih sekitar 6 jam saya harus menunggu. Selama itu pula gejala mulai berkembang. Pegal yang semula saya rasakan hanya di lutut dan kaki mulai menjalar ke badan bagian atas, terutama pundak dan pergelangan tangan. Lagi-lagi rasanya seperti orang yang habis melakukan aktivitas fisik berat. Padahal saya tidak melakukan apa-apa.

Ketidaknyamanan di daerah persendian juga bercampur dengan rasa tidak nyaman yang oleh orang Jawa disebut "ngreges". Semacam demam yang walau tidak terlalu tinggi, tapi suhu tubuh seperti naik turun antara dingin dan panas.

Maka dari itu waktu 6 jam yang ada saya gunakan untuk menyiapkan diri seandainya nanti hasil tes swab antigen menyatakan saya reaktif atau positif Covid-19. Saya menyiapkan obata-oabatan pribadi, terutama parasetamol dan obat flu. Kebetulan kedua jenis obat ini selalu saya sediakan di kala sehat.

Termometer saya cek ulang kelayakannya. Masker medis tambahan saya keluarkan lemari. Peralatan makan dan perlengkapan mandi saya rapikan untuk memastikan saya bisa menjangkaunya lebih aman. Barang-barang di kamar yang tidak terlalu penting saya keluarkan ke garasi agar saya tidak tergoda untuk menyentuhnya. Selanjutnya saya istirahat.

Waktu yang dinanti pun tiba. Petugas layanan homecare datang dengan mengenakkan pakaian APD lengkap.

Usai memastikan identitas saya dan sayapun memastikan identitasnya sebagai petugas laboratorium swasta yang saya pesan, tes swab antigen dimulai. Prosesnya berlangsung cepat dan lancar. Colokan ke dalam rongga hidung saya berhasil dilakukan dengan mulus.

Sekitar 10 menit kemudian hasilnya diketahui. Dua garis merah menandakan saya reaktif atau positif Covid-19. Petugas lalu mengatakan bahwa surat hasil tes akan dikirimkan lewat whatsapp pada malam harinya agar bisa saya gunakan sebagai laporan ke pihak puskesmas.

Ada perasaan lega saat itu. Sejujurnya meski hasil reaktif bukan hal yang diharapkan, tapi dengan hasil tersebut saya bisa segera mengambil tindakan yang diperlukan.

Maka sore itu juga menjelang maghrib saya resmi menjalani isolasi dengan status "diendorse Corona". Begitu kalau kata para SJW pro konspirasi.

Serangan resmi pertama pun langsung saya terima beberapa jam kemudian. Malam hari menjelang tidur, tenggorokan saya kembali terasa tidak nyaman. Demam ringan saya rasakan. Virus Corona rupanya tidak membiarkan saya istirahat dengan nyaman.

Kepada diri sendiri saya tekankan untuk tidak perlu terlalu khawatir. Meski ini jadi pengalaman baru yang tidak sepele, tapi saya perlu lapang dada. Yang saya harus lakukan ialah membulatkan tekad untuk berperang melawan virus Corona yang telah menginvasi sel-sel tubuh saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun