Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semoga Tak Ada Varian "Susu Beruang Jahe"

5 Juli 2021   08:21 Diperbarui: 5 Juli 2021   08:24 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berebut Susu Beruang |foto: kaltim.tribunnews.com

Mungkin vitamin sempat diserbu. Sebab beberapa waktu lalu saya jumpai ada antrean kecil di sebuah apotek. Sejumlah mobil terparkir di sekitarnya. Salah satu pembeli yang saya tanyai mengatakan hendak membeli vitamin sebagai persediaan. Namun, kemarin sore saya ke apotek tersebut. Menurut pegawainya memang banyak orang yang mencari vitamin, tapi stok dan harganya pun terjaga.

Oleh karena itu, demam Susu Beruang ini mungkin bisa disandingkan dengan demam obat cacing Ivermectin. Padahal keduanya tidak banyak dilirik selama ini. Sebelumnya orang bahkan tak peduli dengan anjuran meminum obat cacing 6 bulan sekali. Minum Susu Beruang pun tidak berselera karena selain harganya mahal, rasanya cenderung tawar

Pada satu sisi ini memperlihatkan bahwa sebenarnya pada saat terdesak kesadaran masyarakat Indonesia pada masalah kesehatan bisa dibangkitkan. Mirip dulu saat masker dan hand sanitizer langka. Orang-orang tampak sungguh-sungguh untuk menggunakan masker dan membersihkan tangan. Sayangnya belum cukup hal itu membentuk budaya  dan kepatuhan yang kuat guna menangani pandemi Covid-19. Sekarang orang kembali malas pakai masker.

Nah, Susu Beruang ini pun kemungkinan besar hanya fenomena sesaat yang tidak akan sampai membentuk kesadaran jangka panjang tentang pentingnya menjaga imunitas tubuh lewat asupan makanan dan minuman.

Sekarang "demam Susu Beruang" masih terlihat lebih menguntungkan penjual atau produsennya. Menguntungkan pula bagi segelintir orang yang memborong Susu Beruang karena ingin menjualnya lagi dengan harga tinggi.

Mungkin itu tidak terlalu menjadi masalah kalau dipahami sebagai bagian dari rezeki Susu Beruang. Asal jangan sampai ada warga yang nekat berimprovisasi mengoplos Susu Beruang dan obat cacing.

Semoga juga Susu Beruang tak bermutasi menghasilkan varian baru bernama Susu Beruang Jahe. Mentang-mentang Jahe pernah mahal dan diburu orang-orang, lalu produsennya berpikir untuk mengeksploitasi perilaku konsumen dengan menggabungkan Susu Beruang dan ekstrak Jahe sekaligus.

Sebab pasti banyak orang berpikir kalau jahe dan susu secara terpisah saja bisa mengatasi Corona, apalagi jika digabungkan. Pasti keampuhannya berlipat ganda. Lalu orang-orang akan menyerbu swalayan, supermarket dan mall untuk mendapatkannya. Harga mahal tidak masalah. Yang penting mendapatkan Susu Beruang dan Jahe yang jadi satu.

Ya, Corona memang sudah jauh bermutasi. Bukan sekadar virus yang menyerang kesehatan dan menjungkirbalikkan tatanan sosial. Corona juga telah mengatur selera konsumen dan harga-harga barang. Semoga tidak ada varian baru Corona lagi. Dan semoga tak ada Susu Beruang varian Jahe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun