Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Gara-gara Kahitna Saya Jadi Begini

24 Juni 2021   10:54 Diperbarui: 25 Juni 2021   03:30 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda tangan KAHITNA di buku terbita Gramedia |dok. pribadi.

Bagi penggemar KAHITNA, tanggal 24 Juni merupakan hari raya. Menonton konser KAHITNA serasa ibadah jamaah yang penuh rasa. Maka dari itu "Cerita Cinta" tak ubahnya "lagu kebangsaan" yang tak boleh lupa dinyanyikan bersama.

Hari ini terasa istimewa bagi saya. Sebab setiap tanggal 24 Juni saya dan banyak orang merayakan kebahagiaan yang sama. Yakni, hari lahirnya grup kesayangan kami, KAHITNA.

Dibentuk oleh Yovie Widianto pada 24 Juni 1986, hari ini KAHITNA tepat menginjak usia musikalnya yang ke-35 tahun. Sudah pasti capain ini sangat disyukuri  oleh KAHITNA dan segenap penggemarnya. Apalagi tidak banyak grup musik yang mampu mencapai umur panjang di blantika musik Indonesia.

Dalam skala waktu 35 tahun, barangkali tinggal KAHITNA dan Slank yang masih berkibar benderanya. Keduanya tidak sekadar eksis, tapi juga produktif. Basis penggemar mereka tetap subur dan terawat.

KAHITNA! | dok. pribadi.
KAHITNA! | dok. pribadi.
Khusus tentang KAHITNA, saya menggilainya sejak 2003. Menurut kamus KAHITNA, saya termasuk generasi penggemar era peralihan dari KAHITNAMania menuju soulmateKAHITNA. 

KAHITNAMania adalah sebutan penggemar KAHITNA pada era 90-an sampai 2000-an. Sementara soulmateKAHITNA merupakan sapaan yang lebih kekinian sejak 2006. Kini semua penggemar KAHITNA dari generasi manapun mendapat julukan yang sama, yakni soulmateKAHITNA.

Kekaguman saya pada KAHITNA tak hanya terhadap lagu-lagu mereka maupun personalitas 9 punggawanya. Bagi saya KAHITNA juga media yang baik untuk belajar arti kesetiaan dan keteguhan hati. Tak pernah surut kreativitasnya, KAHITNA terus berkarya meski lebih dari 30 tahun ditantang oleh zaman yang terus berubah dan industri musik yang keras.

Usia yang tak lagi muda tak mengurangi pesona KAHITNA. Setiap datang ke pertunjukkan KAHITNA, saya selalu berada dalam kerumunan penonton beragam usia. 

Mereka dari yang berusia SD hingga kalangan orang tua, ikut menyanyikan lagu-lagu KAHITNA dalam irama kebahagiaan yang sama. Penggemar KAHITNA memang berasal dari banyak generasi yang terpaut jauh umurnya. Namun, frekuensi mereka satu dan disatukan oleh kekuatan cinta yang sama.

KAHITNA adalah band langganan konser. Setiap konsernya selalu merupakan pertunjukkan istimewa yang diserbu ribuan penonton. Dalam kondisi normal sebelum pandemi Covid-19, KAHITNA sering hanya punya waktu istirahat selama 10 hari dalam sebulan. 

Sebanyak 20 hari lainnya merupakan saat bagi mereka menyapa para penggemarnya. Pernah KAHITNA berseloroh bahwa bandara dan pesawat merupakan tempat tidur mereka.

Antre menonton KAHITNA di Jakarta Convention Center |dok. pribadi.
Antre menonton KAHITNA di Jakarta Convention Center |dok. pribadi.
Sementara itu soulmateKAHITNA adalah penonton yang setia. Ke manapun KAHITNA pergi selalu ada soulmateKAHITNA yang mengikuti.

Saya pun beberapa kali menjadi pemburu konser KAHITNA. Salah satu yang paling berkesan ialah momen Konser HATI KAHITNA di Semarang pada 1 Juni 2012. Mengetahui kemeriahan Konser HATI di Surabaya, saya merasa wajib untuk hadir di Semarang. Maka dengan masih mengenakan kemeja dan sepatu vantofel serta mengendong tas berisi laptop, saya langsung bergegas dari kampus menuju tempat pemberangkatan travel.

Setelah menempuh 5 jam perjalanan saya tiba di gedung konser di tengah kota Semarang. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Semua penonton sudah masuk ke dalam gedung. Sementara saya tertahan di luar karena tiket dipegang oleh seorang teman yang sudah masuk lebih dulu. Bersyukur ia segera keluar dan mengulurkan tiket konser untuk saya. 

Tanda tangan KAHITNA di buku terbita Gramedia |dok. pribadi.
Tanda tangan KAHITNA di buku terbita Gramedia |dok. pribadi.
Konser selesai sekitar pukul 00.00. Tak langsung pulang, saya bersama tiga orang soulmateKAHITNA dari Jakarta dan Singapura beruntung diajak KAHITNA makan malam bersama. Kami duduk semeja dengan Hedi Yunus dan manajer KAHITNA. Sedangkan Yovie Widianto dan personel KAHITNA lainnya ada di meja sebelah.

Setelah menginap 4 jam di Semarang, keesokannya pukul 06.00 saya kembali ke Yogyakarta. Sebab panggung KAHITNA berikutnya adalah Yogyakarta. Maka dalam waktu kurang dari 24 jam, dengan kenangan dan kebahagiaan yang masih melekat dari konser Semarang, saya kembali menonton KAHITNA di panggung Yogyakarta.

Pengalaman mengejar KAHITNA yang berkesan juga saya alami pada 24 Juni 2014. Demi menonton Konser 28 Tahun KAHITNA di Surabaya saya menumpang kereta dari Yogyakarta sekitar pukul 10.00. 

Tiba di Surabaya pukul 16.00, saya beristirahat sejenak di Taman Bungkul. Selanjutnya saya berjalan kaki 1,5 km menuju tempat konser. Di sana ribuan penggemar sudah lebih dulu menyerbu panggung KAHITNA.

Lagi-lagi konser berakhir pada dini hari dan saya tak menginap di Surabaya. Dari tempat konser saya langsung menumpang taksi menuju Terminal Purabaya. Pukul 02.00 saya sudah meluncur pulang ke Yogyakarta menaiki Bus Patas Eka.

CD dan DVD KAHITNA |dok. pribadi.
CD dan DVD KAHITNA |dok. pribadi.
Begitu pula ketika menonton KAHITNA di Malang. Meski baru tiba malam hari setelah duduk selama 9 jam di dalam mobil travel, saya segera menuju lokasi konser KAHITNA. Konser selesai pukul 01.00. Saya hanya istirahat selama 3 jam dan selanjutnya langsung kembali ke Yogyakarta setelah subuh.

Kalau dipikir kembali, agaknya saya lumayan nekat melakukan beberapa perjalanan jauh demi menonton KAHITNA di berbagai kota. Lelah sudah pasti karena kurang istirahat. 

Ditambah lagi sering saya tak sempat mandi saat menonton KAHITNA sehingga ada ketidaknyamanan di badan. Soal biaya juga tidak sedikit. Sebab konser-konser KAHITNA sering dibanderol dengan tiket yang mahal.

Album-album lawas KAHITNA |dok. pribadi.
Album-album lawas KAHITNA |dok. pribadi.
Walau demikian saya tak pernah menyesal. Menonton KAHITNA di luar kota dengan cara "datang, nonton, dan pulang" justru memberi pengalaman yang lebih kuat. 

Ada adrenalin yang terpacu saat harus berkejaran dengan waktu agar tak terlambat ke lokasi pertunjukkan. Ada pula seni menyiasati tenaga supaya saya tetap bisa bergoyang dan berkaraoke massal bersama KAHITNA.

Menonton KAHITNA secara langsung bagi saya serasa mengikuti ibadah berjamaah. Kebahagiaannya pun serasa 27 kali lipat.

Kebahagiaan dan pengalaman seperti demikian menjadi merchandise dan oleh-oleh paling berharga bagi seorang penggemar. Merchandise yang tak akan bisa digantikan dengan hanya menonton cuplikan videonya lewat youtube. 

Ada kepuasan batin setiap kali saya melakukan perjalanan melintas kota dan provinsi untuk menonton KAHITNA. Itu akan terus teringat sebagai perjalanan luar biasa. Sebab jejak kaki saya telah bisa menyertai sebagian perjalanan sang idola.

Selain berburu konser-konsernya yang istimewa, sebagai seorang penggemar saya pun menikmati perburuan album-album lawas KAHITNA. Saya mulai mengumpulkan diskografi KAHITNA sekitar tahun 2006.

Dimulai dengan mendapatkan keping CD Soulmate (2006), Cinta Sudah Lewat (2003) dan The Best of KAHITNA (2002). Untuk mendapatkannya saya berkeliling ke beberapa toko musik yang waktu itu masih banyak dijumpai di Yogyakarta. Di kawasan kampus UGM bahkan ada dua gerai CD dan kaset. Di dua tempat itulah saya mendapatkan CD Soulmate, Cinta Sudah Lewat, dan The Best of KAHITNA.

Berburu kaset lawas KAHITNA di Malang |dok. pribadi.
Berburu kaset lawas KAHITNA di Malang |dok. pribadi.
Sejak saat itu saya meneruskan berburu kaset-kaset lawas KAHITNA yang ternyata tidak mudah untuk mendapatkan. Satu kaset saya dapatkan setelah berkeliling Pasar Klithikan Yogyakarta. Kemudian menyusul saya temukan kaset lawas KAHITNA di Malioboro.

Koleksi album KAHITNA saya baru benar-benar lengkap setelah saya berburu ke Semarang, Malang, dan Solo. Di kota-kota itulah saya mendapatkan banyak kaset lawas KAHITNA. Rasanya senang bukan main bisa menemukan sampul jadul KAHITNA seperti Cerita Cinta, Cantik, dan Sampai Nanti. 

Meski pada produk CD dan DVD yang diterbitkan oleh KAHITNA belakangan juga memasukkan lagu-lagu lama, tapi mendengarkannya langsung dari album lawas terasa lebih istimewa. Seolah saya bisa melihat KAHITNA muda sedang bernyanyi.

Sekarang saya sudah memiliki semua album KAHITNA. Dari yang pertama hingga terbaru. Beberapa album saya punya CD, DVD, dan kasetnya lebih dari satu.

Ada pula sebuah buku spesial yang diterbitkan KAHITNA bersama Gramedia pada 2011 dalam rangka memperingati 25 Tahun KAHITNA. Buku yang istimewa karena di halaman depannya saya mendapatkan 9 tanda tangan personel KAHITNA dilengkapi catatan khusus untuk saya dan lagu favorit saya.

Sapu tangan batik KAHITNA |dok. pribadi.
Sapu tangan batik KAHITNA |dok. pribadi.
Beberapa potongan tiket konser KAHITNA juga masih saya simpan. Sedangkan foto-foto dan rekaman video yang saya ambil dari depan panggung KAHITNA di berbagai kota tersimpan di laptop dan hardisk eksternal. Sebuah sapu tangan yang selalu saya bawa ke manapun pergi juga bertuliskan KAHITNA dalam corak batik penuh warna. Itu membuat saya serasa bersama KAHITNA di manapun dan kapanpun.

Bagi saya semua benda, pengalaman, dan kenangan itu pada dasarnya bermakna lebih dari sekadar merchandise atau oleh-oleh.

KAHITNA, kesayangan bersama |dok. pribadi.
KAHITNA, kesayangan bersama |dok. pribadi.
Kalau kemarin penggemar BTS rela berburu nugget dan kentang goreng, lalu menyimpan bungkusnya, maka kegairahan serupa sudah lebih dulu saya rasakan bersama KAHITNA. Saya bisa paham mengapa fans BTS begitu militan pada idolanya sebab saya juga penggemar KAHITNA.

Oleh karena itu di hari bersejarah 35 Tahun KAHITNA ini mari kita nyanyikan bersama...

"biar cinta bergelora di dada, biar cinta memadukan kita, huo huo huo..cerita cinta yang pertama kurasa, jangan pernah berakhir cerita cinta kita!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun