Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cerita Kurir Paket di Yogyakarta, Penghasilan 2 Kali UMP, tapi...

19 Mei 2021   08:02 Diperbarui: 17 Juni 2021   14:25 3843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurir paket. Foto: Dokumentasi Pribadi

Sering berbelanja online membuat saya bisa mengenal beberapa nama kurir pengantar paket. Beberapa di antaranya merupakan kurir langganan. Sebab setiap paket untuk saya hampir pasti dihantar oleh kurir yang sama. Ada kurir yang akhirnya hafal nama saya. Demikian pula saya bisa tenang kalau paket sudah dibawa olehnya.

Salah satunya ialah BR, ia kurir salah satu ekspedisi besar yang identik dengan warna merah. Setiap hari ia mengantar paket untuk kawasan UGM dan sekitarnya. Sudah sering paket saya dihantar olehnya. 

BR punya kebiasaan menelepon saya lebih dulu untuk memberi tahu bahwa ia sudah dekat. Kebiasaan lainnya ialah ia hampir selalu mengantar paket saya pada sore hari antara pukul 16.00-18.00 WIB. 

Beberapa waktu lalu saat ia baru mengantarkan paket, hujan tiba-tiba turun. Ia meminta izin untuk berteduh di garasi. Saya mempersilakannya bersantai di sana. Rupanya ia hendak membereskan sisa paket yang perlu dihantar. Satu kantung yang telah kosong ia lipat. Sementara satu kantung lainnya masih menyisakan separuh isi.

Hujan turun agak lama. Saya memutuskan untuk menemaninya di garasi. Ia merokok dan saya tak melarangnya demi membuatnya nyaman. Bagi sebagian orang rokok merupakan penawar penat sekaligus pemulih semangat. Saya mencoba memahami kebutuhannya tersebut meski saya menentang rokok.

Saya mengambil posisi duduk sekitar dua meter darinya. Sejumlah obrolan santai terjalin diiringi rintik hujan. Kami sempat menyinggung soal virus Corona. Ia bertanya tentang bagaimana virus ini sebenarnya. Saya menjelaskan sederhana dengan menekankan mutasi dan penularannya yang bisa menjangkiti semua orang tanpa disadari.

Tanggapannya membuat saya sedikit terkejut. Sebab baginya tertular atau tidak virus Corona merupakan takdir. Ia mengibaratkan hidup mati seseorang yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Saya tidak menanggapinya lebih jauh dan memilih berganti topik seputar pekerjaannya sebagai kurir pengantar paket.

Ia pun mulai bercerita. Rupanya baru pada 2018 ia menjadi kurir ekspedisi ini. Sebelumnya ia menjadi kurir untuk ekspedisi besar lainnya.

Ketika saya tanya alasannya berganti bendera, ia menjelaskan bahwa kelenturan waktu dan target pengantaran paket menjadi pertimbangan utama. Ia tak merinci bagaimana sistem kerja di tempat lama. 

Namun, ia mengatakan kerjanya sekarang tidak terlalu memberatkan. Ia boleh mulai lebih siang asalkan bisa menuntaskan paket yang perlu dihantarkan. "Sekarang sih saya agak santai. Biasanya mulai siang", katanya.

Konsekuensinya ia sering baru menyelesaikan pengantaran menjelang malam. Bahkan, kadang sampai mendekati pukul 20.00. Akan tetapi itu tak terlalu masalah baginya. Sebab area UGM yang menjadi tanggung jawabnya mudah dijangkau. Antar alamat cukup berdekatan. Sebagian nama dan alamat juga sudah ia hafal.

Namun, padatnya Jalan Kaliurang diakuinya menjadi tantangan. Tantangan lainnya ialah jumlah paket yang perlu dihantar untuk kawasan UGM terbilang banyak. Oleh karena itu, pengantaran paket ke kawasan UGM  ditopang oleh setidaknya 3 orang kurir.

Itupun setiap kurir perlu dua kali melakukan pengantaran. BR mencontohkan dirinya yang mulai mengantar paket pukul 13.00. Setelah itu ia akan kembali ke pangkalan untuk  mengambil paket berikutnya, kemudian mengantar lagi setelah waktu ashar.

Tentu jumlah paket akan lebih banyak saat ada harbolnas atau promo belanja online. Sore itu ia pun menunjuk satu kantung yang tersisa di atas sepeda motor maticnya. "Itu nanti kayanya selesai setelah maghrib", ujarnya.

"Kalau tidak selesai?", tanya saya. "Biasanya sudah selesai kok sebelum jam 8 (20.00)", tegasnya.

Tentang suka duka menjadi kurir pengantar paket, BR mulai dengan mencontohkan kondisi sore itu. Menurutnya kalau hujan kurir sebaiknya menunda pengantaran. Lebih baik tertunda daripada paket rusak. Sebab jika paket rusak dan penerima melakukan komplain ke perusahaan, lalu komplain disetujui maka kurir akan dikenakan denda yang nilainya tidak sedikit.

"Saya pilih stop dulu kalau hujan begini. Lama nggak papa, daripada kena komplain", demikian katanya.

Selain itu BR pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan ketika mengantarkan paket dengan sistem bayar di tempat atau COD. Ia sampai hafal penerima dan alamatnya. Sebab sudah dua atau tiga kali paket COD dibatalkan oleh penerima saat paket sudah dihantarkan ke alamat. Untungnya paket belum dibuka karena penerima berubah pikiran.

"Kayanya dia sengaja iseng ngerjain kurir. Teman saya juga kena sama dia", katanya sambil menyebutkan nama gang tempat alamat yang dimaksud.

Selama menjadi kurir paket, BR juga mengamati beberapa perilaku atau trik jual beli online yang tidak wajar. Antara lain ia bisa menebak pembeli yang sebenarnya memesan paket dari toko online miliknya sendiri atau milik saudaranya.  

Sehingga uangnya hanya berputar-putar di kantung mereka sendiri. Trik curang itu dilakukan pembeli untuk mengumpulkan cashback atau koin reward. "Hasilnya lumayan, lho mas", katanya.

Meskipun demikian, ada hal yang ia syukuri ketika bisa menuntaskan tugas mengantarkan paket. Semakin banyak paket yang bisa ia hantarkan, penghasilannya pun akan bertambah.

"Bulan lalu saya bisa dapat lumayan, mas", katanya sambil tersenyum seakan sengaja memancing saya untuk bertanya lagi. Ketika ia menyebutkan hampir empat juta rupiah, saya pun agak kaget. "Itu sih bukan lumayan lagi, mas", komentar saya.

"Iya, dua kali UMP Jogja", katanya bangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun