Mendengar seorang Kiai meminta maaf secara terbuka di hadapan jamaah, saya yang semula kurang nyaman, berubah menjadi kagum. Betapa lapangnya hati beliau untuk lebih dulu meminta maaf. Seolah paham ada sebagian jamaah termasuk saya yang tidak nyaman karena saf salatnya menjadi rapat akibat penambahan jamaah.
Saya jadi ingat sebuah pelajaran tentang hikmah Idulfitri yang kerap diulang setiap lebaran. Bahwa Allah menciptakan manusia dengan cinta. Maka setiap orang pada dasarnya memiliki sifat dasar penuh cinta sebagai fitrahnya. Oleh karena itu, kembali fitri sebagai wujud kemenangan setelah berpuasa Ramadan sebenarnya kembali menjadi manusia yang dilimpahi cinta.Â
Kunci untuk merawat cinta itu ialah dengan saling memaafkan. Kita dianjurkan berlomba-lomba untuk memaafkan maupun meminta maaf. Sangat mulia seseorang jika ia bersedia memaafkan sebelum orang yang berbuat salah meminta maaf padanya. Begitu pula orang yang bersedia meminta maaf lebih dulu sebelum orang lain memperlihatkan ketidaksenangannya. Ia tidak akan menjadi rendah, justru ditinggikan harkatnya di hadapan sesama.
Saya meninggalkan tempat salat Id dengan penuh syukur pagi tadi. Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang tetap terjaga dalam fitrahnya, yakni dilimpahi cinta untuk saling memaafkan.
Selamat Idulfitri 1442 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H