Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ketika Pak Kiai Minta Maaf karena Salat Idulfitri Tanpa Jaga Jarak

13 Mei 2021   20:07 Diperbarui: 13 Mei 2021   20:09 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salat Idulfitri tadi pagi terpaksa tanpa jaga jarak |dok. pribadi.

Ketika saya tiba, sudah lumayan banyak orang yang hadir. Termasuk beberapa anak muda yang sedang melantunkan takbir. Satu di antara mereka saya kenal sebagai perantau dari Madura. Kami sering berpapasan.  Tentu saja tahun ini ia tidak bisa mudik lagi.

Mendekati pukul 06.30 semakin banyak jamaah yang datang. Hampir semuanya menggunakan masker. Sedikit di antaranya terlihat kurang tepat menggunakannya.

Saya mendapatkan saf agak belakang. Kami lumayan bisa menjaga jarak kira-kira setengah meter antar jamaah. Memang idealnya jaraknya satu meter sesuai aturan jaga jarak. Akan tetapi dengan setiap orang sudah memakai masker dan membersihkan tangannya, saya mencoba memaklumi soal jarak.

Salat Id tampaknya akan dimulai sesuai rencana, yakni pukul 06.30. Saat bilal memberikan isyarat lewat suaranya yang nyaring semua jamaah segera berdiri. Imam pun menaiki semacam panggung kecil tempatnya memimpin salat. Karena panggungnya yang agak tinggi saya bisa melihat sosok imam tersebut. Ia masih muda. Mengenakan jas dan kopiah warna hitam.

Namun, persis sebelum imam memulai takbir pertama, tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang. "Tahan, tahan dulu!", suara itu lumayan mengejutkan. Banyak jamaah, termasuk saya, secara refleks menengok ke belakang arah datangnya suara. Ternyata Pak Kiai yang biasa menjadi imam salat di masjid sedang mengarahkan sejumlah orang yang masih menumpuk di sisi timur.  Mereka belum mendapatkan saf sehingga Pak Kiai meminta imam untuk menunggu sebentar.

Beberapa orang jamaah yang kebanyakan laki-laki itu diminta berjalan ke arah barat untuk mengisi saf yang dianggap masih longgar. Memang saf agak longgar karena jaga jarak. Akan tetapi dengan bertambahnya jamaah yang agak banyak ini beberapa saf menjadi rapat. Saf yang saya tempati dan beberapa saf di depannya akhirnya tanpa jarak.

Saya agak kecewa dengan hal ini. Mestinya jamaah yang datang terlambat diminta untuk pulang saja demi kebaikan bersama. Beberapa jamaah di dekat saya tampaknya juga kecewa. Mimik wajah mereka seperti kurang nyaman karena akhirnya harus salat tanpa jaga jarak.

Namun, apa mau dikata. Rupanya beginilah dilema dan kesulitan menerapkan protokol kesehatan ketika salat berjamaah. Aturan dan himbauan yang sudah bagus seringkali tak bisa ditegakkan karena berbagai faktor. Apalagi kalau sudah menyangkut urusan ibadah, seolah segalanya bisa dibenarkan.

Salat Id dimulai beberapa menit lepas pukul 06.30. Tak lama berlangsung karena surat yang dibaca imam tergolong pendek. Khutbah juga tak lama, hanya sekitar 9 menit saya hitung berdasarkan jam di smartphone.

Hand sanitizer dan masker untuk jamaah salat Idulfitri tadi pagi |dok. pribadi.
Hand sanitizer dan masker untuk jamaah salat Idulfitri tadi pagi |dok. pribadi.
Saat khutbah selesai dan banyak jamaah bersiap bangkit untuk meninggalkan tempat salat, tiba-tiba kami dikejutkan lagi oleh suara Pak Kiai. Ternyata ia sudah berdiri di depan tak jauh dari tempat imam.

Sepotong permintaan maaf ia sampaikan karena sebelumnya sudah membuat Salat Id tertunda beberapa menit. Ia pun meminta maaf kepada jamaah jika dirasa tindakannya menimbulkan ketidaknyamanan. "Mohon maaf karena saf yang belakang jadi berdempetan", katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun