Sejumlah hand sanitizer dari 16 merek berbeda saya miliki. Beberapa di antaranya mungkin akan jadi saksi sejarah yang penting dan berharga terkait pandemi Covid-19.
Dua tahun pandemi Covid-19 membuat makna hand sanitizer semakin penting. Hand sanitizer jadi salah satu "jimat pandemi" yang harus ada dan dibawa ke manapun pergi agar kita lebih terlindungi dari ancaman bahaya Corona.
Padahal sebelum Corona menyerang, hand sanitizer bisa dikatakan tidak banyak dilirik. Cairan pembersih tangan ini hanya produk subtitusi atau alternatif pengganti sabun. Kita pun cenderung hanya menggunakannya sesekali saja. Kemudian membiarkannya tergantung di tas tanpa banyak disentuh atau tergeletak di sudut kamar lalu dilupakan.
Hand sanitizer memang terkesan kurang bernilai di masa lalu. Jangankan berpikir menggunakan hand sanitizer, mencuci tangan saja baru kita anggap perlu kalau hendak makan atau setelah makan. Itupun masih setengah-setengah kita lakukan. Yang penting tangan basah kena air. Masalah pakai sabun atau tidak urusan belakangan.
Dalam catatan saya baru pada Mei atau Juni 2020 hand sanitizer kembali mudah dijumpai. Harganya pun tidak lagi selangit. Saat itu hand sanitizer sudah bisa dibeli lagi dengan harga mulai Rp4000 saja.
Sementara di jagat online lebih banyak lagi mereka hand sanitizer yang bisa ditemukan. Kalau tidak percaya buka saja aplikasi belanja online, lalu ketik "hand sanitizer" di fitur pencarian. Seketika hasil pencarian akan dipenuhi banyak jenis dan merek hand sanitizer. Tidak diketahui pasti berapa banyak merek hand sanitizer yang beredar sekarang di Indonesia. Namun, saya tidak akan terkejut jika angkanya mendekati 50 merek.
Sudah pasti di antaranya ialah Antis, Nuvo, dan Dettol. Bisa dikatakan inilah 3 merek utama hand sanitizer di Indonesia. Ketiganya sudah eksis sejak lama dan masih menjadi merek yang paling populer.