Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menumpang Mandi di Masjid Agung Jami Kota Malang

30 April 2021   19:53 Diperbarui: 30 April 2021   19:59 3534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atap bertajug dengan kolom limasan, ciri Jawa yang kental |dok. pribadi.

Jika melihatnya dari luar dan memandang serambinya, kita akan menjumpai visual khas Timur Tengah. Namun, saat sudah berada di ruangannya, identitas Jawa akan tampak sangat nyata. Inilah Masjid Agung Jami di Kota Malang, Jawa Timur.

Beberapa kali mengunjungi Kota Malang, selalu saya singgah di masjid ini. Salah satunya karena letaknya sangat strategis berada di pusat kota, tepatnya di Jl. Merdeka Barat No.3, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Lokasi tersebut masih bagian dari kawasan Kauman. Keberadaan Masjid Agung Jami pun menjadi penegas kultur Islami sebagaimana lazimnya Kauman di Indonesia dikenal sebagai kawasan alim.

Masjid Agung Jami berhadapan langsung dengan Alun-alun Kota Malang, tempat favorit saya jika sedang ada di Malang. Secara umum alun-alun ini tidak jauh berbeda dengan kebanyakan alun-alun di kota lain. Hanya saja nuansanya membuat saya betah berlama-lama. Sebab tamannya rapi, bersih dan banyak pohon peneduh.

Saya biasa duduk-duduk di bagian tanah yang berundak dekat dengan kolam air mancur di bagian tengah alun-alun. Rumputnya yang tebal membuat nyaman. Sambil membaca buku, sesekali alihkan pandangan untuk melihat kepak sayap burung merpati yang  berseliweran. Burung-burung itu dipelihara di Alun-alun Kota Malang. Kandangnya tersebar di beberapa sudut alun-alun.

Visual luar bergaya Timur Tengah |dok. pribadi.
Visual luar bergaya Timur Tengah |dok. pribadi.
Dari alun-alun, Masjid Agung Jami terlihat sangat mencolok. Seolah masjid menyatu dengan alun-alun.

Kubah masjid dengan sepasang minaret yang menjulang memancarkan identitas Islam bergaya Timur Tengah. Begitu pula lantai mezanin di atas serambinya yang lapang. Di atas mezanin bertahta kubah utama.

Beberapa komponen arsitektur tersebut ternyata tidak dibangun serentak, melainkan ditambahkan dalam beberapa tahap. Ketika pertama kali dibangun pada 1853, masjid ini belum seluas sekarang. Bentuk umumnya bujur sangkar.

Serambi Masjid Agung Jami Malang |dok. pribadi.
Serambi Masjid Agung Jami Malang |dok. pribadi.
Penambahan bangunan mulai dilakukan pada 1890 yang membuat area mihrab bergeser lebih ke barat. Kemudian pada 1950-an masjid mengalami perluasan. Bagian serambi diubah menjagi bergaya Timur Tengah seperti sekarang. Kubah pun ditambahkan. Sementara menara dirampingkan, tapi juga ditinggikan sehingga terlihat seperti minaret.

Pada 1999 bagian serambi kembali dipoles dengan menambahkan lantai mezanin. Sejak saat itulah visual Timur Tengah semakin kental terpancar dari fasad luar Masjid Agung Jami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun