Di sisi lain itulah saat yang baik untuk berolahraga karena jarak waktunya dengan berbuka tidak terlalu lama. Matahari biasanya juga sudah tidak terik sehingga tidak terlalu memberatkan jika hendak berolahraga.
Meski ada jarak satu jam dengan waktu berbuka, saya memilih untuk gowes di atas sepeda statis selama 15 menit saja. Pertimbangannya agar tidak terlalu capek dan masih punya waktu untuk menyiapkan berbuka serta mandi.
Mengayuh sepeda statis lumayan mengasyikkan. Rasanya mendekati bersepeda, walau sejumlah sensasi bersepeda tak bisa dirasakan. Salah satunya tiupan angin di jalanan yang sering terasa menyegarkan.
Untungnya tempat sepeda statis menghadap langsung jendela lantai dua yang terbuka. Hembusan pun leluasa masuk.
Untuk memacu adrenalin, kecepatan mengayuh sepeda statis saya tingkatkan secara bertahap. Siklusnya dari yang pelan, menengah, kencang, lalu pelan lagi. Tapi lebih banyak saya gowes secara pelan dan menengah.Â
Bagi saya berolahraga tidak perlu memaksakan diri. Penting untuk tetap bisa santai dan menikmati setiap gerakan. Sambil mendengarkan musik pun bisa dilakukan.
Yang penting ada waktu untuk berolahraga. Yang penting keringat menetes dan badan terasa segar. Yang juga penting ialah lingkar perut dan pinggang saya bisa mulai dikurangi pelan-pelan.
Tak terasa waktu berbuka semakin dekat. Keringat sudah membasahi badan. Saatnya turun dari sepeda statis. Besok dilanjutkan lagi.
Oh, ya. Jangan lupa untuk membersihkan peralatan olahraga sebelum dan sesudah kita berolahraga. Peralatan yang bersih merupakan awalan untuk aktivitas olahraga yang lebih menyehatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H