Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Youtube dan "Pemuda Tersesat" yang Mewarnai Ramadan

24 April 2021   15:46 Diperbarui: 24 April 2021   15:49 5798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pertanyaan dari Pemuda Tersesat |dok. pribadi.

Tersesat...oh...tersesat, Astaghfirullah.

Begitulah password kebanggaan para Pemuda Tersesat setiap kali hendak bertanya perihal permasalahan agama sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan yang terdengar aneh, nyeleneh, konyol, dan kadang menjurus ke hal-hal yang dianggap tabu.

Kita mungkin tak membayangkan sebelumnya tentang sebuah majelis ilmu agama di mana jamaahnya bertanya secara lugas dan frontal mengenai aktivitas seksual. Mungkin juga sulit terbayangkan sebuah pengajian yang ditaburi pertanyaan-pertanyaan: "apakah adzan subuh bisa membangunkan orang mati?", "apakah berjudi yang diawali dengan istighosah akan menghasilkan judi yang bermanfaat?".

Atau "apakah bernafas di samping orang yang meninggal bisa dianggap sombong?", "apakah dajjal akan mendapat centang biru dari Instagram karena pengikutnya banyak?", "apakah boleh punya istri seorang figur anime?", dan "apa hukumnya membangunkan orang sahur dengan lagu Aldi Taher?".

Anda normal jika menganggap pertanyaan-pertanyaan tersebut terlalu nyeleneh untuk dibawa ke majelis taklim. Sebab jika kita membawa pertanyaan itu ke pengajian di masjid dekat rumah, mungkin sang ustad akan melotot. Jamaah lain akan melirik tajam dan kita akan dianggap kurang sopan, kurang berakhlak, dan kurang menghargai ustad.

Habib Jafar, Imam Besar Pemuda Tersesat |dok. pribadi.
Habib Jafar, Imam Besar Pemuda Tersesat |dok. pribadi.
Akan tetapi model pertanyaan-pertanyaan tersesat itu justru diwadahi dan disambut secara khusus oleh Habib Husein Jafar Al Hadar, seorang penceramah muda yang mencuat namanya dalam dua tahun terakhir sebagai tokoh muslim penyeru cinta dan toleransi.

Sejak Ramadan tahun lalu Habib Jafar rutin muncul dalam konten youtube di kanal Majelis Lucu Indonesia (MLI). Konten yang judulnya "Kultum Pemuda Tersesat" itu ia bawakan bersama pasangan komedian "musuh ormas", Tretan Muslim dan Coki Pardede.

Berkat tiga serangkai ini istilah Pemuda Tersesat melambung dan populer di kalangan anak muda yang haus pengetahuan agama. Ketiganya tak bisa dipisahkan dari Pemuda Tersesat. Bahkan, Habib Jafar yang semula dijuluki "The Protector" kini mendapat julukan baru sebagai Imam Besar Pemuda Tersesat.

Sementara itu Tretan Muslim dan Coki Pardede menjadi juru bicara dan penyambung lidah Pemuda Tersesat. Lewat keduanya pertanyaan-pertanyaan tersesat disampaikan ke Habib Jafar untuk dibahas dan dijawab.

Kultum Pemuda Tersesat itulah yang membuat saya semakin sering menyentuh ikon youtube di layar smartphone selama Ramadan. Aplikasi youtube jadi salah satu yang paling banyak mengkonsumsi data internet dan daya batere smartphone saya. Sebab saya suka menonton youtube saat menjelang berbuka atau saat bersantai pada malam menjelang tidur.

Apalagi Ramadan tahun ini Pemuda Tersesat semakin eksis di youtube. Tidak lagi menumpang di kanal MLI, tapi sudah punya kanal sendiri bernama Yayasan Pemuda Tersesat. Akun youtubenya pun bernama Pemuda Tersesat.

Memang tidak setiap hari konten Pemuda Tersesat diunggah ke youtube. Namun, tokoh-tokohnya sering sekali muncul di kanal dan konten lain yang masih ada kaitannya dengan Pemuda Tersesat.

Jumlah jamaah Pemuda Tersesat tak tercatat. Akan tetapi telah beranak pinak dan berlipat-lipat. Buktinya setiap unggahan Pemuda Tersesat di youtube, jumlah viewernya melesat. Bahkan, akun Pemuda Tersesat mencatat rekor dengan segera mendapat Silver Button dari youtube hanya sehari setelah akun itu dibuat.

Di Youtube, Pemuda Tersesat merambah ke banyak kanal dan konten di mana Habib Jafar, Tretan Muslim, dan Coki Pardede jadi pengisi acara. Seolah Pemuda Tersesat ikut ke manapun ketiganya pergi.

Mungkin tujuan Pemuda Tersesat membeli paket data internet dan membuka youtube hanya demi bisa menonton dan mengikuti pengajian mereka. Saat Habib Jafar ceramah di kanal youtube A, pemuda tersesat berkumpul. Ketika Habib memberi kultum di acara youtube B, pemuda tersesat ikut mampir dan seterusnya.

Salah satu pertanyaan dari Pemuda Tersesat |dok. pribadi.
Salah satu pertanyaan dari Pemuda Tersesat |dok. pribadi.

Sementara itu algoritma youtube juga mengarahkan penonton Pemuda Tersesat untuk menuju konten-konten serupa. Bagi saya ini semacam hikmah. Sebab dengan sendirinya halaman youtube saya pun diisi konten-konten ceramah agama yang baik. Dari situ kemudian ceramah-ceramah agama Quraish Shihab, Gus Baha, dan sebagainya mendarat di beranda youtube saya. Semakin tak rugi saya menonton youtube.

Oleh Pemuda Tersesat youtube dijadikan ruang mengaji yang mengasyikkan dan mencerahkan. Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersesat, pemahaman ilmu agama dialirkan dengan narasi dan pembahasan yang tidak membuat kepala pening. Esensinya disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima, sedangkan corongnya berupa konten daring yang santai.

Pemuda Tersesat di youtube menjadi penyeimbang di era gawai. Ketika gairah beragama anak muda sering dihadapkan pada jebakan "salah ngaji" di media sosial, konten Pemuda Tersesat di youtube mencoba memberi tuntunan agar tak tersesat.

Pembawaan Habib Jafar yang luwes memberi perspekstif baru tentang konsep mengaji yang selama ini dianggap kaku. Selera humornya menjadi pembeda dari banyak pemuka yang lebih sering bicara kencang. Tawanya yang renyah jadi penawar bagi persepsi banyak orang tentang sosok habib yang tak terjamah dan suka marah-marah. Oleh karena itu banyak orang yang nyaman mengaji ilmu agama lewat youtube bersama Pemuda Tersesat.

Pemuda Tersesat memperlihatkan sisi baik dari youtube dan media sosial bisa dioptimalkan sebagai penyeimbang dan penetralisir atas maraknya ujaran kebencian dan intoleransi yang menumpang pada banyak konten-konten dakwah agama.

Ngabuburit bersama Pemuda Tersesat |dok. pribadi.
Ngabuburit bersama Pemuda Tersesat |dok. pribadi.
Menjadi tersesat berarti mengingatkan diri sendiri untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Menjadi tersesat adalah pengakuan bahwa banyak yang tidak kita ketahui sehingga ingin lebih tahu.

Menjadi tersesat jauh lebih baik dibanding sedikit tahu, tapi merasa paling banyak tahu. Sesaat menjadi tersesat lebih baik daripada selamanya menyesatkan.

Mari ngabuburit sambil nonton youtube lagi. Jangan lupa passwordnya: "Tersesat...oh... Tersesat, Astaghfirullah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun