Apalagi Ramadan tahun ini Pemuda Tersesat semakin eksis di youtube. Tidak lagi menumpang di kanal MLI, tapi sudah punya kanal sendiri bernama Yayasan Pemuda Tersesat. Akun youtubenya pun bernama Pemuda Tersesat.
Memang tidak setiap hari konten Pemuda Tersesat diunggah ke youtube. Namun, tokoh-tokohnya sering sekali muncul di kanal dan konten lain yang masih ada kaitannya dengan Pemuda Tersesat.
Jumlah jamaah Pemuda Tersesat tak tercatat. Akan tetapi telah beranak pinak dan berlipat-lipat. Buktinya setiap unggahan Pemuda Tersesat di youtube, jumlah viewernya melesat. Bahkan, akun Pemuda Tersesat mencatat rekor dengan segera mendapat Silver Button dari youtube hanya sehari setelah akun itu dibuat.
Di Youtube, Pemuda Tersesat merambah ke banyak kanal dan konten di mana Habib Jafar, Tretan Muslim, dan Coki Pardede jadi pengisi acara. Seolah Pemuda Tersesat ikut ke manapun ketiganya pergi.
Mungkin tujuan Pemuda Tersesat membeli paket data internet dan membuka youtube hanya demi bisa menonton dan mengikuti pengajian mereka. Saat Habib Jafar ceramah di kanal youtube A, pemuda tersesat berkumpul. Ketika Habib memberi kultum di acara youtube B, pemuda tersesat ikut mampir dan seterusnya.
Sementara itu algoritma youtube juga mengarahkan penonton Pemuda Tersesat untuk menuju konten-konten serupa. Bagi saya ini semacam hikmah. Sebab dengan sendirinya halaman youtube saya pun diisi konten-konten ceramah agama yang baik. Dari situ kemudian ceramah-ceramah agama Quraish Shihab, Gus Baha, dan sebagainya mendarat di beranda youtube saya. Semakin tak rugi saya menonton youtube.
Oleh Pemuda Tersesat youtube dijadikan ruang mengaji yang mengasyikkan dan mencerahkan. Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersesat, pemahaman ilmu agama dialirkan dengan narasi dan pembahasan yang tidak membuat kepala pening. Esensinya disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima, sedangkan corongnya berupa konten daring yang santai.
Pemuda Tersesat di youtube menjadi penyeimbang di era gawai. Ketika gairah beragama anak muda sering dihadapkan pada jebakan "salah ngaji" di media sosial, konten Pemuda Tersesat di youtube mencoba memberi tuntunan agar tak tersesat.
Pembawaan Habib Jafar yang luwes memberi perspekstif baru tentang konsep mengaji yang selama ini dianggap kaku. Selera humornya menjadi pembeda dari banyak pemuka yang lebih sering bicara kencang. Tawanya yang renyah jadi penawar bagi persepsi banyak orang tentang sosok habib yang tak terjamah dan suka marah-marah. Oleh karena itu banyak orang yang nyaman mengaji ilmu agama lewat youtube bersama Pemuda Tersesat.
Pemuda Tersesat memperlihatkan sisi baik dari youtube dan media sosial bisa dioptimalkan sebagai penyeimbang dan penetralisir atas maraknya ujaran kebencian dan intoleransi yang menumpang pada banyak konten-konten dakwah agama.