Tersesat...oh...tersesat, Astaghfirullah.
Begitulah password kebanggaan para Pemuda Tersesat setiap kali hendak bertanya perihal permasalahan agama sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan yang terdengar aneh, nyeleneh, konyol, dan kadang menjurus ke hal-hal yang dianggap tabu.
Kita mungkin tak membayangkan sebelumnya tentang sebuah majelis ilmu agama di mana jamaahnya bertanya secara lugas dan frontal mengenai aktivitas seksual. Mungkin juga sulit terbayangkan sebuah pengajian yang ditaburi pertanyaan-pertanyaan: "apakah adzan subuh bisa membangunkan orang mati?", "apakah berjudi yang diawali dengan istighosah akan menghasilkan judi yang bermanfaat?".
Atau "apakah bernafas di samping orang yang meninggal bisa dianggap sombong?", "apakah dajjal akan mendapat centang biru dari Instagram karena pengikutnya banyak?", "apakah boleh punya istri seorang figur anime?", dan "apa hukumnya membangunkan orang sahur dengan lagu Aldi Taher?".
Anda normal jika menganggap pertanyaan-pertanyaan tersebut terlalu nyeleneh untuk dibawa ke majelis taklim. Sebab jika kita membawa pertanyaan itu ke pengajian di masjid dekat rumah, mungkin sang ustad akan melotot. Jamaah lain akan melirik tajam dan kita akan dianggap kurang sopan, kurang berakhlak, dan kurang menghargai ustad.
Sejak Ramadan tahun lalu Habib Jafar rutin muncul dalam konten youtube di kanal Majelis Lucu Indonesia (MLI). Konten yang judulnya "Kultum Pemuda Tersesat" itu ia bawakan bersama pasangan komedian "musuh ormas", Tretan Muslim dan Coki Pardede.
Berkat tiga serangkai ini istilah Pemuda Tersesat melambung dan populer di kalangan anak muda yang haus pengetahuan agama. Ketiganya tak bisa dipisahkan dari Pemuda Tersesat. Bahkan, Habib Jafar yang semula dijuluki "The Protector" kini mendapat julukan baru sebagai Imam Besar Pemuda Tersesat.
Sementara itu Tretan Muslim dan Coki Pardede menjadi juru bicara dan penyambung lidah Pemuda Tersesat. Lewat keduanya pertanyaan-pertanyaan tersesat disampaikan ke Habib Jafar untuk dibahas dan dijawab.
Kultum Pemuda Tersesat itulah yang membuat saya semakin sering menyentuh ikon youtube di layar smartphone selama Ramadan. Aplikasi youtube jadi salah satu yang paling banyak mengkonsumsi data internet dan daya batere smartphone saya. Sebab saya suka menonton youtube saat menjelang berbuka atau saat bersantai pada malam menjelang tidur.